Redup 06

74 11 1
                                    

~ketika semua kebahagiaan kembali hilang~

*-*-*-*-*

Sore ini gerimis kembali turun, apa yang akan terjadi selanjutnya?

Tidak ada, hanya saja bagi gadis itu semuanya terkesan seperti luka lama yang kembali tergores. Entah itu di sengaja ataupun tidak.

Sejak pagi dirinya belum bertemu dengan Arga.

Padahal biasanya dia yang paling usil dan mengganggu dirinya saat bersama si Cimot.

Namun sekarang tidak lagi.

"Cimot udah bobo, Cala kesepian." Gumam Calandra pelan.

Saat hendak keluar dari kamarnya, samar-samar terdengar suara tangisan yang terkesan pilu.

"L-lo kena-kenapa ninggalin g-gueh hiks.."

"D-dia_, g-gueh eng-gak ak-kanbi-ari-n d-dia h-hi-d-up t-te-na-ng..."

"G-gue ben-ci, Calandra Radea!!!."

Arga menangis?.

Arga membenci dirinya?.

Jadi selama ini semuanya hanya pura-pura?.

"Harusnya Cala sadar, maafin Cala ya.."

Sepersekian detik kemudian,  menahan tangisnya yang mulai pecah, dadanya terasa  sesak karena menahan isak nya.

Kenapa harus sekarang?.

Setelah kebahagiaan yang Arga berikan?.

Di detik berikutnya pintu kamar terbuka.

Arga dengan mata sembab dan penampilan yang acak-acakan.

Tidak seperti biasa.

"G-ga?." Panggil Calandra pelan.

Arga berjalan dengan langkah pelan, dirinya seolah-olah tidak mendengar suara yang memanggilnya.

Kedua kakinya terkesan seperti jelly. Tubuh gadis itu lantas ambruk ke lantai dengan
begitu mudahnya.

Gadis itu menundukkan kepalanya dalam-dalam.

"I-ini, salah Cala." Gumam Calandra seraya tersenyum getir.

*-*-*-*-*

Malam itu, suasana rumah yang biasanya gaduh, tiba-tiba sunyi.

Hujan turun dengan derasnya, di selingi suara petir yang  saling bersahutan.

"Gue capek, gue pengin bebas, gue harus lakuin apa yang harusnya gue lakuin sejak dulu. Mama sama papa jangan khawatir, Arga baik-baik saja. Al, Arga sayang banget sama Al, sampai  kapanpun itu dan Arga enggak akan berhenti sebelum semuanya selesai." Ujar Arga lalu dirinya bangkit dari duduknya.

Meraih jaket dan kunci motornya.

"Gue harus bunuh keparat sialan itu." Ujar Arga lalu berjalan kearah pintu dengan langkah tergesa-gesa.

CALANDRA (Slow UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang