~benar-benar hilang~
*-*-*-*-*-*
Tanpa ada rasa sesal di dalam hatinya.
Hening yang datang menyapa.
Masih singgah di hati yang sama.
"Seandainya, luka itu tak pernah aku toreh kan, mungkin sekarang kita akan tetap bersama."
Arga, pemuda itu nampak memukul keningnya beberapa kali dengan kedua tangannya.
Semua jadi terasa semakin sulit, tidak ada yang baik-baik saja saat ini.
Di detik berikutnya ponsel di saku celananya berdering.
Arga menghela nafas nya kasar, lalu merogoh ponsel dari saku celananya.
Dylan Sengklek is Calling
Melihat nama yang tertera disana, membuat pemuda itu tersenyum getir.
"Gue bingung, Dy lo pergi kemana? Kenapa lo juga ninggalin gue kayak Raga. Apa kalian enggak sayang sama gue?" Tanya Arga pada dirinya sendiri seraya menatap kearah layar ponsel yang masih bergetar.
Dirinya belum mengangkat panggilan itu.
Di detik berikutnya, sambungan terputus.
Arga tersenyum tipis.
"Gue__" belum selesai Arga berujar ternyata Dylan mengiriminya pesan.
Dylan Sengklek
Hai, gue Dylan Abhimana. Lo enggak lupa sama gue kan? Enggak lah ya kali lupa, iya kan Ga, lo masih ingat?!!
Hehehe, sorry gue enggak ngabarin lo sejak beberapa bulan ini. Hampir satu tahun malah.
Gue lagi di Jakarta, kalau ada waktu gue pengin banget ketemu sama lo lagi.
Se enggak nya gue bisa lihat lo langsung.
Dan soal Raga kembaran lo, gue turut berdukacita.
Sorry gue baru tahu beberapa waktu ini. Tapi setidaknya, setelah ini gue janji enggak bakalan ninggalin lo, saat lo terpuruk.
Satu hal lagi, jangan sampai lo terlalu terbawa emosi, dan jangan kebanyakan mikir negatif.
Soal bokap lo yang ternyata masih hidup, gue sedikit lega, setidaknya lo masih punya bokap lo.
Tapi setelah semua yang terjadi, gue yakin enggak akan gampang buat lo maafin dia.
Jaga orang yang sedang ada di sisi lo, jangan biarkan dia sendiri. Gue yakin lo bisa, karena apa yang udah jadi milik lo bakalan jadi milik lo, selamanya. Itu baru Arga Raqenza.
Bye, segitu dulu, gue bingung mau ngomong apa lagi, gue cuman mau ketemu lo.
Tunggu ya, gue pasti datang. Kita jalani sama-sama.
Setelah membaca rentetan pesan dari Dylan senyuman tipis terukir di sudut bibirnya.
"Gue akan menang. Thanks buat kalian."
*-*-*-*-*-*
Di lain tempat, gadis itu sedang bermain bersama Cimot anaknya. Karena sudah jelas, dia adalah bundanya dan Arga adalah Daddy nya."Utututu, anak Buna pintar banget. Nanti Buna beliin ice cream ya?" Ujar Calandra jujur saat ini dirinya bahagia.
Yap, Arga sudah kembali ke rumahnya beberapa saat lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALANDRA (Slow UPDATE)
Ficção AdolescenteGadis murung nyaris tanpa senyuman. Selalu bersembunyi di balik rambut panjang yang ia gerai dan menutupi sebagian wajahnya. Sifat pendiam nya, membuatnya tidak memiliki banyak teman. Bahkan, hanya satu sahabat. BISMA MAHENDRA. Gadis yang selalu men...