Padam 06

65 9 0
                                    

~apa kita memang di takdirkan untuk selalu bertemu?~

*-*-*-*-*-*-*

Rumah Sakit

Tidak ada yang pernah tahu soal alur cerita yang di namakan takdir. Terkadang bahagia, terkadang terluka.

Mungkin keduanya memang enggan untuk bertemu, saling merindukan satu sama lain saja terkesan seperti lelucon.

Namun apakah keduanya tahu jika mereka akan kembali di pertemukan lagi?.

Bagi gadis itu mungkin tidak masalah, tapi jika bagi Arga?.

Apa dirinya akan melenyapkan gadis malang itu?.

Setelah beberapa saat lalu gadis itu dilarikan ke rumah sakit oleh beberapa warga, kini gadis itu masih belum sadar dari pingsan nya.

"Apa tidak ada keluarga atau kerabat dari korban?." Tanya dokter pada suster.

"Tidak dok, sepertinya dia hanya sendiri. Karena tadi saya pas menemukan dia sudah tidak sadarkan diri di pinggir jalan." Ujar ojol itu.

Dokter itu mengangguk pelan.

Lalu mulai memeriksa gadis itu dengan stetoskop miliknya.

Detak jantung normal.

"Dia baik-baik saja, hanya kelelahan. Setelah istirahat cukup keadaannya akan segera membaik." Ujar Dokter.

Ojol itu tersenyum tipis, dirinya jadi teringat akan kue milik gadis itu.

"Tidak ada, tapi dia membeli kue ini. Sepertinya untuk kekasih nya." Ujar Driver Ojol seraya memberikan totebag kepada sang dokter.

Dokter itu menerimanya.

"Kalau begitu saya permisi, saya harus mengantar customer." Ujar ojol.

Dokter itu mengangguk pelan.

*-*-*-*-*-*

Semenjak memasuki  ruangan ini, gadis itu masih belum siuman.

Apa mungkin dia meninggal?.

Namun sepertinya dugaan itu salah besar.

Seolah-olah menampik pernyataan soal kematian nya.

Ya karena memang dia belum meninggal.

Di detik berikutnya, jari tangan nya bergerak secara perlahan.

Gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali.

"Eghh, Ga."

Kata pertama yang terlontar dari bibirnya.

Setelah itu buliran air matanya menetes dari sudut matanya.

"G-gue salah, g-gue cuman lukai hati lo aja. Gue c-cuman, b-beban. G-gue__"

"B-bunda, Cala Capek."

Sementara itu di lain ruangan, lebih tepatnya di ruang VVIP di lantai atas, Arga tengah berada di balkon. Menatap kearah  jalanan yang tak pernah lenggang dari kemacetan.

Perasaannya tiba-tiba tidak enak sejak beberapa saat lalu.

"Lo pergi kemana?."

Singkat memang, namun hal itu mengusik ketenangan nya.

CALANDRA (Slow UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang