Lentera 5

138 17 1
                                    


Ketika rasa keperdulian itu muncul, masihkah kau bisa untuk menyangkalnya?

*-*-*-*-*-*

Arga menatap kearah gadis itu, dia masih terlihat bersedih.

Hatinya berkecamuk, kenapa harus seperti ini?

Kenapa dirinya perduli?

Apa benar ini cinta?

"Ga? apa Cala hidup itu salah ya?" Tanya Calandra seraya menatap lurus ke keluar jendela.

Arga menghentikan laju mobilnya.

Lalu menghadap kearah gadis itu.

"Ngomong lagi." Ujar Arga.

Calandra terdiam.

Arga menghela napas pelan.

"Apa harus ya, gue bungkam mulut ayah lo?, dia itu br**g*s*k banget. Kenapa lo malah salahin diri lo sendiri. Bukan salah lo, ini salah keparat sialan itu. Sorry gue enggak bisa ngontrol emosi gue. Kalau dia bukan ayah lo, mungkin gue udah habisin dia jauh-jauh hari." Ujar Arga dirinya memelankan nada bicaranya di akhir kata.

Takut menyakiti hati gadisnya.

Calandra terdiam. Ini semua terasa menyakitkan baginya.

"Lo jangan khawatir, gue disini buat lo." Ujar Arga lalu menarik gadis itu kedalam pelukannya.

Calandra tak acuh dirinya membenamkan wajahnya pada dada bidang milik Arga.

Arga mengelus punggung gadis itu pelan. Seraya mengecup pucuk kepala gadis itu beberapa kali.

*-*-*-*-*

Di bawah lampu yang temaram. Disana, sepasang kekasih itu tengah menghabiskan waktu bersama di sebuah bukit.

Hari mungkin menjelang senja, namun keduanya enggan pergi meninggalkan tempat itu.

"Kamu lagi mikirin apa?" Tanya gadis itu.

Pemuda itu menoleh dan menatap kekasihnya.

"Aku baik-baik saja Ann." Ujar Bisma pelan.

Annanta menghela nafasnya pelan.

"Kalau kamu enggak nyaman, aku pergi. Dia lebih penting dari aku. Jangan korbankan perasaan kamu kayak gini. Aku ngerasa bersalah berada di tengah-tengah kalian." Ujar Annanta seraya menunduk kepalanya dalam-dalam.

Bisma berjalan menghampiri gadis itu.

"Kamu kenapa? kenapa kamu malah ngomong gini?" Tanya Bisma.

Annanta mengalihkannya pandangannya dari Bisma.

"Jangan bahas ini lagi, aku enggak suka. Kamu pacar aku, kita akan sama-sama terus. Aku akan ada buat kamu." Ujar Bisma seraya mengusak pucuk kepala gadis itu.

Annanta menatap Bisma lekat-lekat.

Hasilnya nihil, tidak ada kebohongan dari matanya.

Bisma mencintainya?

Annanta terdiam.

Bisma menarik kekasihnya kedalam pelukannya.

CALANDRA (Slow UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang