Dilema

85 2 0
                                    

~ada begitu banyak hal yang tidak di ketahui perihal masa depan~

~semua berjalan sesuai dengan takdirnya masing-masing ~

~yang bisa di lakukan adalah menjalani nya dengan sepenuh hati ~

~jangan bawa masalalu yang menyakitkan~

~berjalan maju menuju sebuah kebahagiaan yang tertunda~

*-*-*-*-*-*-*

Sore ini wanita itu pergi menuju salah satu rumah sakit untuk memeriksakan kandungan nya.

Rumah sakit yang sama dengan Arga yang tengah menunggu dokter Tirta untuk melakukan kemoterapi.

Nanti habis dari sini kita pergi beli bakso pentol sama nasi Padang ya? Bunda pengin banget makan itu sama Dede, nanti kalau ada badut kota minta foto bareng ya? Batin Calandra.

Tak berselang lama nama nya di panggil untuk antrean selanjutnya.

Wanita yang berperawakan seperti anak SMA itu mengenakan jaket, kacamata bulat, juga masker itu pun berjalan memasuki ruangan dokter.

Dan untung saja hari ini kondisi rumah sakit ini agak sepi. Karena mungkin para pasien yang lain berada di kamar nya masing-masing.

"Selamat sore, silahkan duduk dulu. Saya siapkan alat nya dulu." Ujar Dokter Rani.

Wanita itu menghela nafasnya pelan.

Huftt, Cala takut. Tapi enggak papa, Dede bayi jangan khawatir ya? Bunda enggak papa, jangan banyak stress enggak baik buat dede. Batin Calandra.

Sebenarnya dirinya ingin datang setelah pulang sekolah, namun ia urungkan.

Bagaimana tidak? Apa perasaan kalian saat
melihat anak SMA pergi ke dokter kandungan.

Satu hal dalam benak kalian pasti, 'anak nakal, pergaulan bebas' dan masih banyak lagi.

Wanita itu menundukkan kepalanya.

"Siapa nama nya?" Tanya dokter Rani.

"Calandra Radea." Ujar Calandra pelan.

Dokter Rani tersenyum tipis.

"Bagaimana mungkin saya lupa dengan gadis sepolos kamu, jadi sekarang... saya manggil nya siapa?" Tanya dokter Rani.

Saat ini gadis yang berstatus sebagai wanita itu mendongakkan kepalanya menatap kearah sang dokter.

"Dea dok." Ujar Calandra.

"Kenapa enggak Cala? Nama nya bagus loh. Calandra Radea." Ujar dokter Rani.

Wanita itu tersenyum tipis lalu menggeleng pelan. Lebih baik dengan nama belakang, itu sedikit membuatnya lebih nyaman. Sedikit.

"Baiklah Dea? saya mau tanya pagi-pagi masih suka mual? Atau mungkin sudah mulai ngidam aneh-aneh?" Tanya dokter Rani.

Wanita itu terdiam beberapa saat.

CALANDRA (Slow UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang