Kenyataan

98 2 0
                                    

~andai saja untuk mengembalikan kepercayaan itu mudah, cukup dengan kata maaf, namun kenyataannya  adalah sebalik nya~

*-*-*-*-*-*-*

Tak terasa hampir satu bulan berlalu, gadis itu masih mendiamkan seorang Arga.

Sekarang saja gadis itu sudah berangkat ke sekolah lebih awal. Setelah memesan taxi online.

Sementara Arga yang masih berada di rumah untuk sarapan.

Dulu mereka memang tidak begitu dekat, namun akhirnya menjadi seperti seorang teman walau hanya beberapa saat.

Hingga pada akhirnya  terjadi, dari hal kecil hingga besar.

Yang ada dalam benak Arga saat ini adalah bagaimana kalau Ganesha pergi menemui gadis itu dan membawanya bersama.

Tapi itu tidak mungkin kan?

Atau bahkan lebih buruk dari itu.

Karena dirinya juga mendapatkan kabar buruk satu Minggu yang lalu.

Dirinya sekarang tengah berbadan dua.

Ada janin di dalam dirinya.

"Buna maafin Cala ya? Tapi Cala janji bakalan jaga dede bayi dengan baik. Cala enggak akan sakitin dede." Gumam Calandra.

Gadis itu menghela nafasnya pelan lalu tangan nya terlulur untuk mengelus perut rata milik nya.

Dirinya lebih takut jika Abang dan juga ayah nya mengetahui kabar ini.

Mereka pasti akan sangat kecewa dan mungkin akan membunuhnya saat itu juga.

Di tambah hubungan antara ayah nya dan papa Arga terlihat tidak baik-baik saja.

Balas dendam adalah tujuan keduanya.

"Kok macet?" Gumam Calandra pelan.

Tak berapa lama kaca pintu mobil bagian penumpang di ketuk oleh seseorang.

Gadis itu risih di buat nya.

Ishh lo enggak tahu apa ya!! Gue lagi mode senggol bacok. Gue gorok juga leher lo!!

Dengan malas gadis itu menatap kearah jendela.

Ternyata itu adalah Karan. Karan yang sama dengan masalalu nya.

"Kenapa kamu?"

Gadis itu nampak menghela nafasnya kasar.

"Pak agak ngebut bisa pak? Saya sudah terlambat." Ujar Calandra.

Saat ini gadis itu nampak menahan sesak di dadanya.

Sepersekian detik kemudian mobil melaju dengan kecepatan sedang.

Sementara di luar, pemuda itu nampak tersenyum getir.

"Cal? Gue Karan apa lo enggak mau ketemu gue? Gue mau kita balikan. Prince butuh Princess nya." Gumam Karan mata nya berkaca-kaca seraya menatap kearah taxi yang membawa gadis itu pergi.

Tak berselang lama ponselnya berdering.

Panggilan masuk dari seseorang mengganggu pemuda itu.

Dengan malas Karan merogoh ponsel dari saku celananya.

"Hallo yang terhormat Karan Aldebaran? Bagaimana dengan keadaan princess yang kamu banggakan selama ini? Dia tidak mengenal mu bukan?"

"Ck. Jaga mulut sampah lo brengsek. Dia cuman butuh waktu buat terima gue lagi setelah kejadian itu."

CALANDRA (Slow UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang