Tergenang

82 3 0
                                    

~walaupun kamu melukai ku, aku akan tetap berada di dekat mu~

~masih sama aku  juga akan mencintai mu dan segala kekurangan mu~

*-*-*-*-*-*-*


Pagi ini suasana rumah yang biasanya rusuh dan berisik terganti kan dengan sebuah keheningan.

Pemuda itu nampak menghela nafasnya kasar. Perasaan bersalah benar-benar menghantui pikiran nya.

"Gue harus minta maaf. Gue emang brengsek." Ujar Arga.

Saat dirinya akan beranjak dari tempat itu dirinya berpapasan dengan gadis itu yang tengah menggendong Cimot.

"Anak Buna minum susu dul_" ucapan gadis itu terpotong tatkala mendapati Arga tengah berdiri dan menatap kearah nya.

Tatapan mata keduanya bertemu, gadis itu lantas memalingkan wajahnya dari Arga.

Kejadian itu membuatnya membenci Arga, se benci-benci nya.

Sepersekian detik kemudian pemuda itu tersenyum tipis.

Sorry my little girl. Batin Arga

Dirinya memang pantas mendapatkan nya.

Gadis itu berjalan dengan santai, menghiraukan kehadiran Arga disana yang berdiri menatap kearah nya.

"Sampai kapan lo diemin gue? Akh sial!!" Kesal Arga dirinya lantas menendang angin.

Kenapa harus seperti ini.

Tak berselang lama dua orang Bodyguard miliknya datang menghampiri dirinya.

"Maaf tuan, di luar ada beberapa tikus membuat kerusuhan. Kami berusaha menghalau mereka untuk memasuki halaman utama, tapi mereka__" ucapan Bodyguard itu terpotong tatkala ponsel milik Arga berdering.

Arga meraih ponsel di atas nakas lalu mengangkat panggilan itu.

"Hallo pecundang!!"

"Mau lo apa bangsat!"

"Gue mau lo mati."

"Well. Kalau bisa."

Tut

Arga mematikan sambungan teleponnya secara sepihak, dirinya lantas melempar ponsel miliknya ke sembarang tempat lalu mengambil pistol dari laci yang ada di meja kecil dekat tangga.

Setelah itu dirinya pergi meninggalkan tempat itu dengan tergesa-gesa.


*-*-*-*-*-*-*

Setelah menginjakkan kaki di pelataran rumah nya. Benar saja tikus-tikus itu datang dengan sombongnya.

"Hallo, kalian kangen gue ya? Sekarang mau di antar kemana? Rumah Sakit? Atau langsung ke Rahmatullah secepatnya?" Tanya Arga.

Mulai dari Regan, Dallrez,Vano, dan Bara?

Kenapa curut itu?

Mereka bertiga menatap kearah Arga dengan tatapan ingin membunuh dan Arga tahu akan hal itu. Sementara Bara, pemuda itu hanya diam dan menatap kearahnya.

"Tunggu sebentar, gue yang harus siapin keranda nya apa kalian nih. Denger dulu, kalau gue yang mati, otomatis kalian kebagian besek, wih kira-kira apa ya isi besek nya?. Pasti Amazing banget, emas? bukan itu biasa. Mobil? sama saja, standar. Oh iya tiket liburan ke Luar Negeri kapan lagi coba dari  orang meninggal dapat besek sedemikan rupa. Luar biasa pokok nya." Ujar Arga seraya berdecak pinggang.

CALANDRA (Slow UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang