Redup 03

91 13 1
                                    

~sama hal nya seperti air dan api~
~aku dan kamu tidak akan pernah bisa bersatu~

*-*-*-*-*-*

Dimana ada masalah, disitu pasti ada jalan keluarnya.

Jika tidak ada, bukan berarti harus berhenti?.

Tapi bagaimana?.

Carilah jalan keluar dengan kepala dingin.

"Kenapa dia tidak menghilang dari pikiran ku?, apa aku harus ganti otak saja?. Dia kecil tapi mengganggu." Gumam nya kesal.

Sudah hampir tiga bulan lamanya mereka tinggal satu atap. Tapi masih saja ada hal yang mengganjal jika membiarkan gadis itu sendirian.

Tangan kanan Arga terulur untuk merogoh sesuatu dari saku celananya.

Setelah dapat, benda itu ia sejajarkan dengan wajahnya.

"Dia sama kayak lo, kecil tapi jika sudah melukai sakitnya sampai yang terdalam. Gue jadi inget, saat dia lagi main sama lo. Dia agresif banget, dan hal itu yang bikin gue takut kalau dia tinggal sendiri." Gumam Arga.

Lagi dan lagi, perasaan aneh ini muncul.

Apa benar ini cinta?.

Sepersekian detik kemudian, senyuman tipis terukir di sudut bibirnya.

"Bukan cinta, hanya saja jangan sampai dia terluka. Hanya perduli, bukan berarti cinta. Sekedar rasa kemanusiaan dan memanusiakan manusia."

Masih menyangkalnya dengan mudah.

Dasar si Arga. Makhluk dengan gengsi yang terlalu besar.

Dan egois pula.

*-*-*-*-*

Jika boleh memilih, apa boleh tidak memilih untuk terluka?.

"Bunda?, Cala capek. Enggak ada yang perduli sama Cala. Tapi sekarang Cala mau sekolah dulu. Nanti pulang sekolah Cala bakalan ketemu bunda." Ujar Calandra lalu meraih tas sekolah nya di atas ranjang lalu berjalan keluar dari kamarnya.

Saat menitih tangga, matanya menjelajah seisi ruangan.

Tidak ada seTan Jelek?.

"Tannn, Arga Setan jelek kemana?. IHH, mana si Cimot ilang juga lagi. Awas aja kalau si Cimot enggak di kasih sarapan. Cala acak-acak rumah Arga!!." Kesal Calandra lalu dirinya berjalan menuju ruang makan untuk sarapan.

Lalu menarik salah satu kursi untuk ia duduki, mengambil piring meraih satu lembar roti tawar lalu mengoleskan selai kacang di atas nya. Setelah itu menuangkan susu kedalam gelas lalu memulai sarapan.

Namun belum sempat gadis itu menyentuh makanannya sosok Arga datang dengan Si Cimot dalam gendongan nya.

"Bunaa sarapan nya tungguin Daddy sama si bontot dong Bunaa cantik." Ujar Arga lalu menaruh kucing itu di lantai.

Gadis itu tak acuh, dirinya memperhatikan langkah kaki Cimot yang menjauh.

"Eh-eh eh sayang nya Buna mau apa?." Tanya Calandra pada Cimot.

Namun malah Arga yang agresif.

"Bunaa, Daddy lapar nih. Kita sarapan apa?." Tanya Arga manja.

Gadis itu memutar bola matanya malas.

CALANDRA (Slow UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang