~takdir adalah rahasia~
*-*-*-*-*
Di tempat ini gadis itu tengah membaca buku.
Entah kenapa dirinya menyukai hal ini. Padahal dirinya tidak begitu tertarik akan hal seperti ini.
Sejenak dirinya teringat akan buku-buku di perpustakaan pribadi milik Arga.
Arga menyukai buku.
Buku hasil karangan penulis ternama.
"Nanti Cala mau nulis buku tentang Arga. Dia semangat Cala, makasih ya Ga, udah mau singgah walau sebentar." Ujar gadis itu pelan.
Pertemuan keduanya, hingga perpisahan keduanya membawa banyak perubahan.
Setelah semua yang terjadi, tidak ada yang tersisa selain luka.
Di detik berikutnya ponselnya bergetar.
Ting!!
Pangeran Langit
Bisa kita bertemu?.
Gadis itu terdiam sejenak. Untuk apa?.
Anda
Maaf tidak bisa;(
Pangeran Langit
Kamu save nomor aku?
Anda
Y!
Pangeran Langit
Singkat banget? hurufnya pada kemana?
Anda
Buang!!
Dahlah, gue mau tidur. Jangan ganggu.
Lo ganggu gue, gue bantai juga lo!!
Setelah itu dirinya memilih untuk mematikannya ponsel nya. Bisa-bisa dirinya darah tinggi karena di teror oleh orang itu.
Sementara di lain tempat, pemuda itu benar-benar di buat gemas karena gadis itu.
"Leo senang, Cala senyum."
Tak berselang lama ponselnya bergetar.
Braga is Calling
Satu hal dalam benak nya saat ini.
Kenapa baru sekarang?
Dirinya tidak berniat mengangkat panggilan itu, dirinya memilih melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju rumah nya.
Setelah semuanya, apa masih ada harapan?.
*-*-*-*-*
Saat ini pemuda itu pergi ke sebuah tempat pemakaman umum.
Tempat dimana mama dan sang adik terbaring di keabadian.
Dengan dua buket bunga mawar putih, pemuda itu berjalan memasuki area pemakaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
CALANDRA (Slow UPDATE)
Teen FictionGadis murung nyaris tanpa senyuman. Selalu bersembunyi di balik rambut panjang yang ia gerai dan menutupi sebagian wajahnya. Sifat pendiam nya, membuatnya tidak memiliki banyak teman. Bahkan, hanya satu sahabat. BISMA MAHENDRA. Gadis yang selalu men...