Gulita 03

55 7 0
                                    

~benar adanya, cemburu adalah tanda cinta~
~dan marah adalah tanda sayang~

*-*-*-*-*-*-*

Arga mengendarai mobil nya dengan kecepatan penuh, saat ini dirinya akan membawa gadisnya pergi ke apartemen miliknya.

Dirinya tidak tahu kenapa sesaat setelah melihat pemuda itu ingin rasanya menghajar nya ketika berdekatan dengan gadis nya.

"G-ga, pelan-pelan Cala takut." Cicit Calandra.

Arga menoleh sekilas.

"Nanggung baby."

Gadis itu menghela nafasnya pelan.

Dirinya memilih untuk bersandar pada sandaran kursi, seraya menatap kearah luar jendela.

"Kalau misalnya Cala punya mantan pacar, apa Arga mau berteman sama dia?" Tanya Calandra.

Pemuda itu menghentikan laju mobilnya tiba-tiba.

Ciitt

Arga menatap kearah gadis itu.

"Siapa? Bisma?" Tanya Arga.

Jujur dirinya saja tidak tahu soal hal ini.

Gadis itu menghela nafasnya pelan.

"Dia pergi, dia enggak peduli, dia datang untuk menyakiti, bukan untuk di singgahi." Terang Calandra dengan tatapan mata ke arah luar jendela, sesekali tangan nya di gunakan untuk memainkan kaca mobil, membuka dan menutupnya beberapa kali.

Namun bayangan itu, seolah-olah enggan pergi dari pikiran nya.

Arga tersenyum tipis.

"Hei? Lo jangan sedih, gue di sini. Kalau lo enggak mau cerita juga enggak papa, itu hak lo. Gue harap lo jangan terlalu larut dalam kesedihan, itu enggak baik. Takutnya lo jadi sakit, possitive thinking jangan sebaliknya over thinking. Enggak baik, yang baik itu__ Cala mikirin masa depan Cala sama Arga. Kalau kita nikah mau program  anak berapa? Siapa tahu sekali buat dapat tujuh biji. Kan lumayan, enggak perlu lama olahraga nya. Hehehe." ujar Arga tanpa dosa.

Gadis itu membelalakkan matanya tak percaya otak Arga benar-benar perlu di ganti secepatnya.

"Gue mau nikah, tapi---" belum selesai gadis itu berbicara Arga sudah terlebih dahulu menyela nya.

"Gue mau nya lima laki-laki dua lagi perempuan? Atau lima anak perempuan dan dua anak laki-laki. Atau seperti apa?" Tanya Arga.

Gadis itu memutar bola matanya malas.

"Atau mending lo, gue anterin  langsung Rahmatullah satu hari dua pulu empat jam, Lo udah cocok ganti nama jadi, almarhum Arga Raqenza." Ujar Calandra.

Arga terkekeh kecil karenanya.

"Gue mau ngomong sesuatu sama lo, tapi gue takut lo pergi dari gue gitu aja. Gue enggak mau itu terjadi." Ujar Arga.

Gadis itu tersenyum terpaksa.

"Mending nggak usah ngomong kalo gitu, gue plester bibir lo pake lakban juga lama-lama. Buru mau ngomong apa?!" Tanya Calandra kesal.

Arga terdiam, benarkah ini?

"Kan! Kan! Lama lo, kadal Albino!!" Ketus Calandra.

Jujur kenapa Arga selalu bisa membuatnya kesal setiap saat.

"Gue tungguin lo ngomong, beneran gue gor_" belum sempat gadis itu menyelesaikan pekerjaan Arga sudah membuka mulutnya hendak berbicara.

Gadis itu menaik kan sebelah alisnya, lalu ikut membuka mulutnya.

CALANDRA (Slow UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang