Part 9: ....

21.8K 795 2
                                    

***

Note: maaf kalau dirasa tidak nyaman, cerita ini sudah klasifikasi konten mengandung adegan dewasa. Ada beberapa adegan eksplisit erotisme/kinky sex. 🖤

***

"Kamu mau hadiah?" Tanya Kila.

Aksa yang hampir mencium bibir Kila, mengurungkan niatnya. Aksa menatap wajah Kila. Ujung Mata hitam itu meruncing. Tatapan Mata Kila terlihat tajam terasa menggodanya.

Aksa tidak menjawab pertanyaan Kila.

Kila memegang tangan Aksa memegang pipinya. Kila tersenyum datar, matanya lebih terlihat bercahaya. Kila menggigit bibirnya

"Aksa, sebegitu inginkah kamu menyentuhku?" Suara Kila terdengar rendah. Kila menarik jari Aksa yang menyentuh pipinya, dan tanpa jijik menjilati jari Aksa.

Aksa tahu, Kila yang dia cari telah kembali. Kila terlihat lebih menegakan badannya, dia lebih terlihat percaya diri, ekspresi wajahnya sangat mendebarkan Aksa. Kila tampak bergairah memainkan jari Aksa di mulutnya, tatapan matanya seperti terus menggoda.

"Aku menginginkanmu Kila" bisik Aksa. Aksa benar-benar tidak mampu menahan birahinya.

Kila mengalungkan tangannya di pundak Aksa. Aksa langsung mencium bibir Kila dengan terburu-buru. Kila membalas ciumannya, dan menarik kaos Aksa. Aksa langsung membuka Kaosnya, dan akan menidurkan Kila ke lantai.

"Tapi tidak semudah itu..." Kila menepis kedua tangan Aksa dengan kuat.

Aksa tahu. Walaupun dia sempat kecewa Kila menghentikan ciumannya. Dia lah yang harus menuruti Kila.

Kila menekan pundak Aksa dengan kuat, mendorongnya hingga dia bersimpuh di kaki Kila. Aksa menuruti Kila yang menatapnya dingin.

"Berani-beraninya kamu menyentuhku" Kila mengelus rambut Aksa. Kila merendahkan wajahnya. Dia menatap Aksa dengan tatapan menggoda.

"Kila, aku..." Aksa menyentuh paha Kila.

Kila menarik rambut Aksa dengan Kuat. Aksa terkejut, Kila menjambaknya dengan kuat. Tapi Aksa menahannya. Dia mengeraskan rahangnya, menahan rasa sakitnya.

"Pak Bos, kamu harus tetap menjaga tanganmu! Jangan sekali-kali menyentuhku tanpa aku suruh"

Aksa hanya mengangguk. Tangan Kila semakin kuat menarik rambutnya. Aksa tetap menegakan badannya yang masih bersimpuh di depan Kila.

Kila menatap televisi yang menyala. Kila mengambil remote televisinya di meja. Kila menatap Aksa dan tertawa.

Aksa berpikir Kila akan memukulnya dengan benda itu. Aksa sedikit takut tapi dia sudah terlanjur. Walaupun Kila memukulnya, pukulan wanita pasti tidak seberapa di tubuhnya.

"Kamu yang minta hadiahmu" Kila bersimpuh dan terus menatap Aksa. Kila mendekatkan remote televisinya ke mulut Aksa. Aksa membesarkan matanya.

"Buka Mulutmu pak Bos" suara Kila terdengar rendah dan genit.

Aksa menatap Kila. Kila tidak berkedip. Dia akan menyumpal mulutnya? Kila tidaklah Naif!

HADIAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang