Part 48: Baru pulang

5.6K 290 2
                                    

°°°

"Iya ibu saya baik-baik saja... minggu depan saya baru bisa pulang ke sana..."

Kila duduk di sofa, ibunya menelpon. Mereka baru sampai di Apartemen, siang hari. Aksa mengubah rencana mereka untuk pulang lebih cepat 5 hari.

"Iya bu, nanti saya sampaikan ke Aksa." Kila mematikan handphonenya. Dia melirik ke arah Aksa menonton televisi.

"Salam dari ibu dan bapakku..."

"Hm, Mereka pasti sangat khawatir sejak kamu jatuh pingsan saat di Bali" Aksa menggenggam tangan Kila.

"Iya, pastinya. Apa kamu mau minum teh jahe, sayang?"

"Boleh sayang." Jawab Aksa. Kila beranjak menuju dapur. Kila memandang dan memeriksa peralatan di dapur mereka, semua peralatan sangat bersih. Tidak hanya dapur tapi barang-barang di semua ruangan tampak bersih dari debu, kecuali tempat tidur, mereka tidak mengganti seprainya. Kila mengambil gelas.

"Apa ada yang kemari untuk bersih-bersih?" Tanya Kila sambil membuka rak atas untuk mengambil bungkusan teh jahe.

"Iya, kalau aku keluar kota, aku pasti panggil orang untuk membersihkan Apartemen setiap hari." Mata Aksa tetap menonton tv acara berita.

"Benarkah?"

"Sudah termasuk fasilitas apartemen ini. Jadi tidak terlalu khawatir saat kita nanti pindah, bisa langsung kita rentalkan."

"Memangnya sudah ada yang menggantikanmu di kantor cabang?" Kila mengaduk minumannya.

"Iya, Pak pawit..." Aksa mematikan televisinya, memandangi Kila yang sudah duduk di sampingnya. Kila memberikan gelas tehnya.

"Masih ada libur 5 hari, nanti kita jalan-jalan makan di luar saja. Kamu jangan repot-repot begini, sayang" Aksa meminum teh jahe buatan Kila, rasanya memang sangat menenangkan.

"Hm, ini cuma teh jahe, tidak bikin aku capek." Kila menyeruput teh jahe hangatnya.

Aksa mengelus punggung istrinya, dia tampak sudah sehat. Dokter juga menyuruhnya selalu mengkonsumsi vitamin, terutama jika mereka aktif berhubungan seks setiap hari. Aksa memang lengah, bagaimana Aksa bisa mengabaikan kesehatan Kila.

"Kita sudah boleh berhubungan seks?" Bisik Aksa. Kila melirik, wajah suaminya tampak malu-malu sambil meminum teh jahenya.

Kenapa Aksa berbisik, di ruangan itu kan hanya ada mereka. Batin Kila. Aksa tampak sangat lucu.

"Tentu saja, kata dokter asal kita tetap jaga badan dan makan sehat." Jawab Kila mendekati Aksa dengan merangkak. Aksa panik, dia langsung meletakan gelasnya.

"Ehm..."

"Kamu kelihatan takut?" Kila menyentuh paha Aksa.

"Aku hanya khawatir kamu kelelahan lagi." Mata Aksa menatap tubuh istrinya, dengan posisi seperti itu Kila terlihat sangat sexy, terutama bagian bokongnya. Aksa membayangkan dirinya dengan posisi doggy style.

"Mau apa tidak?" Kila mulai menciumi paha Aksa.

"Tapi kita belum mandi..." Jelas, karena mereka baru saja sampai di apartemen. Kila membuka kancing celana Aksa, dan mengelus kejantanan Aksa yang masih tidur itu.

"Boleh?" Kila mengeluarkan penis dan mengecupnya, mulai menggoda Aksa dengan tatapan nakal. Birahi Aksa tentu saja langsung melonjak naik. Apalagi yang dia tunggu? 2 hari terakhir di Bali mereka tidak berani untuk berhubungan seks.

"Boleh sayang." Aksa pasrah, Kila terus mengecupi kepala penis terus menerus hingga penisnya mulai tegang.

Rahang Aksa mengeras. Lidah Kila mulai bermain lembut menyentuh bibir penisnya, terasa ngilu. Aksa hampir melayang. Dia membelai rambut Istrinya yang mulai memasukan penisnya lebih dalam ke dalam mulutnya.

HADIAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang