Part 44: Honey Moon 3

10K 369 3
                                    

°°°

Aksa buru-buru menarik Kila untuk segera masuk ke dalam Vila. Dia langsung menggendong tubuh Kila dengan pundaknya.

"Astaga, anak kucingku tidak sabar." Tapi Kila sedikit takut Aksa menjatuhkan tubuhnya saat Aksa menaiki tangga. Aksa mengigit paha Kila. Kila tertawa merasa geli.

"Kenapa kamar vila ini terlalu jauh." Suara Aksa terdengar kesal. Aksa benar-benar tidak sabar. harus menumpah hasratnya yang sudah menggebu-gebu seharian. Entah karena pikiran... Moodnya... Atau birahinya... Dia hanya menginginkan Kila.

Aksa membuka pintu kamar dengan kasar. Aksa mendudukkan Kila di pinggir tempat tidur. Aksa membuka gelungan rambut Kila dan membelainya. Aksa mulai mencium kening dan menghirup aroma leher Kila.

"Istriku yang cantik." Aksa berbisik dan mengecup bibir Kila sambil merendahkan tubuhnya, bersimpuh. Aksa mencium bibir Kila dengan penuh nafsu. Tapi, Kila tidak membalas ciumannya. Aksa diam, dia menatap Kila yang tampak dingin itu.

"Apa yang kamu mau Kila?" Aksa paham. Kila menatapnya tajam karena memang seperti itu lah istrinya.

"Anak kucingku, hari ini sepertinya kamu terlalu banyak beban pikiran?" Kila mengusap rambut Aksa. Aksa mengangguk.

"Kamu terlalu terburu-buru. Apa penismu mengeras di dalam celana?" Kila dengan pelan mengangkat kakinya dan mengelus paha hingga ke selangkangan Aksa. Kila tahu, tonjolan miring di dalam celana Aksa. Kaki Kila mulai menyentuh kejantanan Aksa.

"Sayang..." Aksa mengerang, napasnya mulai berat. Dia tidak tahan lagi.

"Tapi kamu sudah mengerti kan sayang, seperti apa istrimu ini." Kila menarik gaunnya hingga panties-nya terlihat. Kila menggoda Aksa yang menelan ludahnya.

"Aku mau bermain. Apa penismu bisa memberiku hadiah?" Bisik Kila tertawa. Aksa hanya mengangguk, Aksa suka sensasi Kila saat menyakiti dirinya justru membuatnya semakin ketagihan.

"Anak kucing yang pintar." Kila mengelus selangkangan Aksa dengan kakinya lagi.

"Buka kemejamu dan berikan padaku." Kila menatap tajam ke wajah Aksa sudah horny itu. Kila senang melihat Aksa yang pasrah bersimpuh di depan pahanya.

Aksa pun buru-buru membuka kemejanya dan memberikannya kepada Kila.

"Kemeja ini tidak bagus di badan kamu!" Kila mengambil kemeja itu dan melemparkannya ke muka Aksa dengan kasar. Aksa hanya diam.

"Kamu mau bagian atas?" Kila menaikan kakinya, dan mengusap puting Aksa dengan kakinya. Aksa tidak mengerti dengan pertanyaan Kila.

Kila perlahan menarik ritsleting di samping gaunnya. Aksa melebarkan matanya, Kila membuka gaunnya. Aksa tambah terangsang. Apalagi saat Kila membuka kaitan Bra-nya, jantung Aksa berdebar saat melihat payudara dan puting cantik itu terlihat jelas.

"Apa lagi yang kamu mau buka sayang?" Kila melemparkan branya di wajah Aksa. Aksa mengambil Bra itu dan menciuminya, wangi parfum favorit dari tubuh Kila masih melekat.

"Hm, anak kucingku, kamu kelihatannya memang haus?" Kila tertawa dingin.

Aksa hampir tidak bisa bernapas dengan tenang. Kila terlihat sangat sexy. Kedua paha Kila terbuka lebar dan tampak dengan jelas panties yang membuat Aksa ingin melepasnya. Belum lagi, kedua tangan Kila yang mengelus payudaranya untuk menggoda Aksa, membuat Aksa ingin menerjang menikmati putingnya hingga mengeras. Aksa mengusap penisnya yang sangat tegang. Kila tahu.

"Bagian bawah, suamiku?" Kila mengelus pahanya. Mendengar itu Aksa langsung menarik celananya dengan cepat. Aksa kembali memberikan celananya kepada Kila. Kila mengambil celana Aksa dan mengangkatnya, ikat pinggangnya masih tersangkut di celana, tapi Kila tidak ingin bermain dengan ikat pinggang itu. Kila melirik celana dalam Aksa, penisnya terlihat mengintip. Aksa tetap bersimpuh. Kila melempar kembali celana Aksa ke wajahnya.

HADIAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang