°°°
Aksa menciumi lutut Kila. Secara perlahan-lahan, Aksa menarik rok yang dikenakan Kila. Kila hanya menutup wajahnya, dia merasa malu. Kila tahu vaginanya banyak cairan orgasmenya.
"Hm, kenapa kamu jadi pemalu?" Aksa melirik Kila yang masih menutupi wajahnya.
"Tidak apa-apa. Lihat Aku, suamimu Kila." Aksa mengusap halus paha Kila dan melepas rok Kila.
Aksa tertegun melihat panties itu. Pantas saja Kila bisa klimaks. Juntaian Mutiara itu hilang masuk ke dalam vagina Kila. Aksa menekuk kedua kaki Kila, agar Aksa bisa melihat lebih.
"Aksa..." Kila tetap tidak ingin Aksa melihat vaginanya.
"Tidak apa-apa, ini cantik sayang..." Bisik Aksa. Aksa menelah ludahnya. Dia sangat ingin menarik mutiara itu keluar. Aksa meniup lembut vagina Kila dan mengusap perut Kila. Kila mengerang dan masih menutup wajahnya.
Perlahan Aksa menyentuh ujung panties yang menyatukan juntaian mutiara itu. Aksa baru tahu, talinya elastis dan bisa ditarik. Aksa melihat banyak cairan putih keluar. Kila mendesah pasrah. Aksa menatap Kila.
"Kamu sudah klimaks berapa kali, sayang? Pantas sudah tidak liar seperti biasanya." Aksa tersenyum.
"Aksa... Aku ke toilet dulu..." Lagi-lagi Kila protes. Aksa menggeleng dan menahan posisi Kila
"Diam sayang." Aksa menarik tali elastis itu ke atas untuk mengerakan mutiara itu. Aksa tahu, mutiara itu mengesek klitorisnya. Kila mengerang.
"Oh, Panties ini memang bagus..." Aksa terus menarik-narik tali mutiara itu. Kila benar-benar terangsang lagi. Mutiara itu menggesek g-spotnya lagi. Otomatis punggung Kila melengkung, pahanya terbuka lebar. Tangannya mencengkram sofa. Erangannya mengikuti mutiara yang ditarik Aksa.
Aksa langsung sangat terangsang melihat istrinya. Tapi Aksa masih ingin bermain, dia terus menarik dengan cepat tali mutiaranya. Kila memegang tangan Aksa dengan kuat. Suara vaginanya yang basah itu terdengar intens membuat Aksa juga lebih terangsang.
"Aksa... Stop!". Kila menggelengkan kepalanya. Tapi Aksa hanya tersenyum dingin. Kila memejamkan matanya sambil menjerit panjang melepaskan orgasmenya entah ke berapa hari itu.
"Aksa... Sudah..." Kila terlihat lemas. Aksa tersenyum dan segera melepas Panties itu. Aksa menciumi Kila. Kila merangkul leher Aksa.
"Jadi seharian kamu klimaks sendiri?" Bisik Aksa, sambil membuka kancing blouse Kila.
"Kamu kan yang menyuruh aku pakai!"
"Aku tidak tahu panties itu mesum. Kurang ajar si Raynar!" Aksa hampir tertawa. Dia menarik kaitan Bra Kila. Aksa mencium Kila dan membuka kemejanya.
"Aku mau istirahat sebentar." Kila mengerang.
"Istirahat?" Aksa menurunkan celananya dan memulai menyentuhkan kejantannya yang sudah sangat keras.
"Aksa... "
Aksa mulai memasuki Kila dengan perlahan. Jelas rasanya Aksa ingin memaksa tubuh istrinya itu tapi dia terlalu cantik untuk disakiti. Mata Kila pun menatap Aksa dengan dalam, seakan-akan menginginkan Aksa lebih.
"Aku mencintaimu Kila." Bisik Aksa memeluk Kila. Aksa mulai mendalami Kila dengan cepat. Kila mulai mengerang.
"Aksa... Pelan-pelan!" Kila masih merasa ngilu.
"Hm? Biasanya kamu suka yang kasar?" Aksa mencium bibir Kila dan bergerak lebih lambat dan lebih dalam. Kila menjerit sampai menaikan kepalanya.
"Kamu jadi sensitif karena panties itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
HADIAH
RomanceKila Damaya didiagnosa menderita compulsive sexual behaviour ringan. Dia memutuskan untuk tidak memiliki kekasih hingga dirinya benar-benar menemukan orang yang mengerti dirinya. Tapi Kila kelepasan mengeluarkan sisi liarnya dan meminta Aksa, atasan...