°°°
"Kamu tidak apa-apa Sayang?" Aksa menyadari Kila mulai gelisah, wajahnya memerah.
Kila hanya terdiam menahan rangsangan akibat mutiara-mutiara yang sudah masuk ke belahan bagian sensitifnya itu. Dia benar-benar merasa tidak nyaman dengan panties yang dia pakai.
"Aku merasa ini sangat aneh..." bisik Kila, dia berusaha mengatur napasnya. Kila berusaha sadar dan tidak terlena dengan rasa stimulasi di dalam roknya. Kila berusaha fokus menatap orang-orang yang sedang menikmati makan siang dengan mereka.
"Oh... Mutiara itu?" Aksa ingat.
"Awas saja, aku akan balas dendam." Kila menatap Aksa dengan sebal, karena permintaannya memakai barang itu di keramaian. Aksa menaikan alisnya.
"Apa rasanya sakit atau enak?" Aksa berbisik sambil tersenyum, dia menggoda Kila.
"Kamu sangat menyebalkan!" Muka Kila memerah. Kaki Kila sampai menekuk.
"Hm, sudahlah kita harus makan juga." Aksa mengandeng tangan Kila ke meja tempat makanan, untuk bergabung dengan orang-orang di kantor.
Kila menahan rasa aneh di vaginanya. Bahkan semakin lama, mutiara-mutiara yang menyelip itu ikut bergerak juga saat dia bergerak. Kila merasa mutiara yang paling ujung, sekarang terasa memijat klitorisnya. Kila berusaha tidak mengeluarkan suara-suara atau desahan yang aneh karena rangsangan panties itu.
Kila meletakan piringnya di meja, sedang Aksa duduk di sampingnya. Aksa pun mengobrol dengan orang lain yang duduk di meja yang sama dengan mereka. Tapi lagi-lagi Kila tidak konsentrasi. Kila malah merasa, kalau duduk seperti ini, mutiara-mutiara itu semakin tertekan lebih masuk ke dalam. Kila menggenggam sendoknya dengan kuat. Kila menatap ke depan, ternyata Sarah yang berdiri di depannya.
"Kila, kamu tidak apa-apa?" Sarah melihat wajah Kila sangat aneh. Kila seperti menahan sesuatu, dan terkadang mengigit bibir bawahnya. Kila hanya mengeleng membalas pertanyaan Sarah, dan menarik tangan Sarah.
"Huh?" Sarah berpikir apakah Kila sakit? Sarah mendekati Kila. Kila terlihat ingin membisikan sesuatu.
Aksa menatap tajam ke arah Sarah. Kemudian ekspresi Sarah tampak terkejut, setelah Kila membisikan sesuatu. Aksa mengerutkan dahinya, karena Sarah tampak menertawakan Kila.
"Kila? Ada apa?" Tanya Aksa, sambil merangkul Kila.
"Tidak apa-apa Pak Aksa, mutiaranya jangan lupa, segera pak Aksa bersihkan." Sarah membalas pertanyaan Aksa. Wajah Aksa tampak memerah. Sarah langsung melengos menjauh. Aksa mengaruk dahinya.
"Apa itu menyakitkan?" Aksa bertanya lagi kali ini wajahnya serius. Kila hanya menggeleng.
"Aku... Tidak apa-apa... " Bisik Kila.
"Apa mau pulang sekarang?" Tanya Aksa, dia mulai khawatir.
"Kita baru 1 jam di kantor, tidak apa-apa." Kila berusaha masih menahan diri, vaginanya sangat basah. Rasanya sangat gila. Tapi mereka tidak mungkin pergi, padahal ini acara perayaan untuk pernikahan mereka, yang sudah pasti makan siang terakhirnya dengan orang-orang di kantor itu. Kila sangat menyesal menuruti Aksa memakai panties itu.
Aksa mulai sadar beberapa orang tampak menatap mereka.
"Apa Kila sakit?" Lina mendekati Kila.
"Aku tidak apa-apa..." Kila berusaha lebih tenang lagi. Kata Sarah, dia saja memakai panties ini sampai 8 jam. Tapi itu hal yang cukup berat. Semakin dia menahan dirinya untuk tidak menghiraukan, mutiara-mutiara itu seperti bereaksi lebih kuat.
Kila menatap Aksa, ingin sekali Kila menarik Aksa ke dalam toilet dan memaksanya bercinta disana. Tapi itu jelas tidak mungkin, ini adalah kantor. Kila menggenggam erat tangan Aksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
HADIAH
RomanceKila Damaya didiagnosa menderita compulsive sexual behaviour ringan. Dia memutuskan untuk tidak memiliki kekasih hingga dirinya benar-benar menemukan orang yang mengerti dirinya. Tapi Kila kelepasan mengeluarkan sisi liarnya dan meminta Aksa, atasan...