Part 7: Cemburu?

17.3K 802 2
                                    

***

"Sekretarisku?"
Aksa tertawa dingin. Dia membuka minuman kalengnya.

"Dia cantik juga"

Aksa tidak ingin membawa Kila dalam percakapan mereka. Obrolan pria kalau sudah duduk santai begitu sudah pasti akan melenceng dari namanya pembicaraan pekerjaan.

"Aku masih ada pekerjaan, memangnya kamu ada rencana kemana?" Tanya Aksa mengalihkan pembicaraan.

"Bebas, tapi kalau kamu masih kerja aku balik saja. Aku masih seminggu disini"

Aksa diam. Dirinya bisa baru 3 bulan sekali bertemu sahabatnya itu. Dia ingin membawanya makan malam di restoran terenak di kota ini. Tapi Besok dia harus ke Site dan saat ini dia menunggu pekerjaan Kila.

Kila nampak mendekati pintu ruangannya. Dia mengetuk pintu kaca itu. Aksa bergegas dan membuka pintunya.

"Maaf pak, saya sudah mendapatkan quotation" Kila menyerahkan kertasnya.

Aksa membacanya sebentar. Dia tidak menyuruh Kila masuk. Kila berdiri di depannya.

"Hm, ini bagus. Terima kasih Kila"

Pak Aksa mengucapkan terima kasih?untunglah pekerjaanku selesai. Apakah pekerjaanku sudah selesai? Pak Aksa tidak berkata apapun. Batin Kila.

Walaupun hanya 1 meter jarak mereka berhadapan. Kila masih tidak nyaman berdekatan dengan Aksa.

"...Pak saya mau pulang duluan"

Aksa nampak tidak langsung menjawab, dia menurunkan tangan yang memegang kertas laporan Kila.

"Hello?" Kandi tiba-tiba muncul di belakang Aksa. Kandi selalu penasaran dengan wanita yang menurutnya menarik.

Kila terkejut.

"Ha.. halo pak..." Kila menundukn wajahnya.

Aksa sedikit kesal karena Kandi seperti itu. Tapi dia juga tidak ingin menegur sahabatnya itu.

"Kenapa kamu tidak kenalkan aku ke wanita ini Aksa, kamu punya anak buah cantik disimpan sendiri" Kandi bercanda.

"Hei... sudah" Aksa mendorong badan Kandi dengan sikunya. Kandi pun mundur dan mengangkat kedua tangannya sambil tertawa.

"Oke... Kamu boleh pulang" Aksa menatap Kila yang masih berdiri di depannya.

"Terima kasih pak Aksa"

"Tapi, aku masih menunggu jawabanmu" Aksa menutup pintunya.

Kila mematung.
Jawaban?

Jawaban tawaran Pak aksa menginginkan dirinya melayani seksnya? Hampir setiap hari dia menanyakan itu.

Kila segera mematikan komputer dan merapikan mejanya.

"Ini sangat konyol!" Kila sangat kesal dan berjalan dengan menuju lift dengan Emosi.

Harusnya pak Aksa melupakan kejadian itu dan mengganggap seks mereka malam itu hanya lah sekedar one night stand! Tapi entah kenapa dia terus-terusan setiap hari meminta dan menanyakan jawaban! Dari sikap saja pak Aksa harusnya tahu kalau aku menolak perjanjian itu! Dan kenapa juga dirinya bisa begitu berhasrat dengan Pria galak itu! Kila mengomel dalam hati.

Kila keluar kantor dengan mood jelek, didorong pintu keluar dengan keras langit pun sudah tampak gelap. Kila menghela napasnya, melepaskan kemarahannya.

"Lama-lama aku resign kalau dia begitu terus" gumam Kila. Kila memperbaiki tali tasnya yang melorot.

"Atau jangan-jangan dia juga menyukai erotisme?"
Kila diam memandangi lampu-lampu di jalan pun mulai menyala. Kila membuang pemikiran gilanya itu. Seorang pak Aksa tentu saja bisa mendapatkan wanita manapun dengan mudah dan dia bisa eksplore seks dengan wanita lain yang lebih baik.

HADIAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang