Part 24: Sebelum Meeting

12.1K 550 0
                                    

***

Note: maaf kalau dirasa tidak nyaman, cerita ini sudah klasifikasi konten mengandung adegan dewasa. Ada beberapa adegan eksplisit erotisme/kinky sex. 🖤

***

°°°

"Apa kamu akan melakukannya pak bos tersayang?" Suara Kila terdengar menggoda Aksa. Aksa menghela napasnya, begitulah jika mereka bersentuhan. Aksa adalah pemicu birahi Kila.

"Apa kamu mengharap aku melakukannya di jalanan Kila?" Aksa menatap rok Kila yang tersingkap. Panties hitamnya sangat menarik. Kila tampak nakal, sangat menggoda dengan blazer, blouse putih dan roknya yang tersingkap itu memperlihatkan ujung kaki hingga selangkangan Kila yang indah. Aksa merasa bersalah. Dia tidak bisa segera menciumi kaki Kila.

"Apa kamu tidak mau memuaskan aku...?" Kila merendahkan kursinya. Kila setengah berbaring memandangi Aksa. Sinar matanya yang penuh hasrat, membuat Aksa gugup menyetir. Kila menyentuh tangan Aksa dan mengelus pipinya di tangan yang mengatur tuas persneling mobil. Kila menciumi lengan Aksa.

Aksa menelan ludahnya saat Kila mulai memasukkan tangannya ke dalam Panties-nya.

"Tapi kamu sangat menarik dengan Posisi terikat seperti tadi Pak bos. Apa aku pasang buat kamu nanti. Aku yang siksa kamu di bawah tubuhku." Kila mengigit lengan Aksa dengan lembut. Tapi Aksa tidak ingin mengingat kejadiannya dengan Raynar!

"Aku lebih suka, kamu yang memakainya. Aku pasti lebih memuaskanmu" jawab Aksa.

"Tapi kamu kelihatan sexy pak Bos." Bisik Kila.

Kila mulai mengelus vaginanya. Aksa ingin juga merangsang Kila, tapi dia takut, kalau tiba-tiba dirinya hilang konsentrasi saat menyetir dia malah mencelakakan mereka. Tapi Kila terlihat sangat mengiurkan, Aksa mulai terangsang. Apalagi, Aksa mendengar suara Kila mulai mengerang. Aksa merasa kejantanannya langsung menegang di dalam celananya.

Aksa masih harus menahan diri dan membiasakan dirinya menyetir dengan kondisi seperti itu.

"Pak Bos...?" Kila melebarkan kakinya lagi. Aksa bisa melihat jari Kila lebih cepat mengelus vaginanya. Mobil Aksa berhenti di lampu merah.

"Hmh... Kamu memang suka melihat aku tersiksa Kila?" Jari Aksa mulai mengusap perut Kila. Aksa mulai turun pelan ke arah Vagina Kila.

Jari Aksa menyusuri Panties Kila, lubang vagina Kila yang sangat basah menembus Panties-nya. Kila tersenyum dengan matanya yang tajam mendalami mata Aksa.

"Kamu mau dua atau tiga jari?" Tanya Aksa terus mengelus lembut lubang vagina Kila. Aksa tidak sabar ingin menuntaskan birahi mereka.

"Terserah pak Bos, tapi aku mau... Ahh!" Kila merasakan Aksa mencubit bibir labia minora-nya dengan kedua jarinya dan lagi Jarinya mengusap dengan lembut lubang vaginanya yang basah. Kila mendesah menyukainya.

"Ah.. sakit pak bos! Kenapa dicubit!"

"Aku belum fingering ke dalam Kila." Aksa tertawa dan mengelus lembut selangkangan Aksa.

"Apa kamu bisa menyetir dengan baik pak bos?"

Aksa menatap Kila, yang membuka pengikat pinggangnya. Aksa menelan ludah.

"Tentu saja." Aksa menjalankan mobilnya lagi, lampu hijau.

Kila menatap Aksa dengan tatap mengoda. Cahaya mata Kila tampak sangat bernafsu. Bibirnya terlihat tidak sabar merasakan milik Aksa. Aksa tidak pernah mengalami kegilaan seperti ini di jalanan. Tapi Aksa menyukai sensasi ini.

HADIAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang