Part 13: Pak Bos marah-marah lagi

12.4K 606 2
                                    

°°°

Kila hanya memandangi Aksa yang sedang jelek emosinya itu. Aksa membanting keras pintunya ruangan kerjanya. Baru 2 hari yang lalu Aksa tampak sangat jinak di pelukannya, sekarang dia kembali menjadi hulk!

"Aku rasa itu sebabnya dia belum menikah sampai sekarang"

Kila menatap Lina yang sedang berbisik-bisik dengan rekan yang lain. Kila hanya menghela napasnya dan mendekati pintu ruangan kerja Aksa.

Kila mengetuk pintu. Dia bisa melihat Aksa dengan duduk di kursinya sambil menelpon. Aksa hanya mengangkat tangannya, menyuruh Kila masuk.

"Aku mendapat masalah..." Aksa menutup telponnya.

"Ma.. masalah?"

Aksa tidak melanjutkan kalimatnya. Dia hanya menatap Kila. Kila menyadari Pria ini tampak sangat kusut, rambut halus diwajahnya mulai tumbuh. Dahinya berkerut. Aksa terlihat menahan amarahnya, rahangnya mengeras.

"Pak, tidak apa-apa. Kalau mau marah..." Kila masih berdiri di depan meja Aksa. Sebenarnya, Kila tidak ingin Aksa memarahi dirinya.

Aksa hanya menghela napasnya panjang dan memijat dahinya.

"Saat aku di site, aku mendapat laporan dari pusat soal pembelian safety untuk para mechanic ternyata mereka membeli barang bekas, padahal budget kita sangat cukup untuk membeli yang baru" Aksa menekan suaranya, dia mencoba berbicara dengan tenang.

Kila tidak tahu hal itu, selama ini semua APD dipercayakan bagian K3.

"Pak, apa ada yang bisa saya bantu?"

"Aku perlu mandi... Apa kamu bisa carikan kaos dan celana, handuk, pencukur, sabun, sikat gigi dan pasta gigi?"

Kila menatap bosnya itu. Kila sebenarnya ingin protes. Dia bukan Assisten rumah tangganya.

"Ahh.. baiklah Pak..." Kila mencoba tersenyum.

"Aku hanya ingin mandi supaya pikiranku jernih"

"Kenapa pak Aksa tidak pulang saja?"

Aksa memiringkan kepalanya.

"Kamu pikir aku sempat pulang dulu! Aku ini baru sampai dari site dengan membawa masalah! Makan saja aku tidak sempat! Apalagi mandi!" Suara Aksa menggelegar. Kila hanya menelan ludahnya.

"Kalau begitu saya akan kembali secepatnya pak" Kila segera keluar ruangan kantor pak Aksa. Dia merasa bersalah juga kenapa menimpali pertanyaan kepada orang yang sedang pusing.

"Kila... Apa dia memarahimu?" Tanya Lina yang melihat Kila membereskan mejanya.

"Hm, tidak. Pak Aksa hanya ingin mandi" jawab Kila mematikan komputernya.

"Mandi?" Lina memandang Kila dengan tatapan aneh.

"Iya, di dalam ruangannya kan ada kamar mandi" Kila mengambil tasnya.

"Iya aku tahu, tapi kamu beritahu saja Pak Aksa, sebaiknya dia pulang saja ke rumahnya daripada mengomel di kantor begitu" bisik Lina

Kila hanya tersenyum. Baru saja dirinya diteriaki pak Aksa karena memberikan ide seperti itu.

"Aku pergi dulu"

Kila menyadari hujan ternyata masih deras. Kila menanyakan security apakah mereka memiliki payung. Kila akan mencari keperluan Aksa di dekat kantor saja.

Kila sedikit kedinginan, dia memeluk lengannya. Saat melewati toko antik Raynar, Kila melihat Raynar di dalam tokonya. Ada seorang wanita bersamanya, rambutnya pendek jelas itu bukan wanita tadi pagi. Mereka nampak sedang bercanda. Kila menghentikan langkahnya. Raynar dan wanita itu beranjak menuju ke belakang toko. Kila sepertinya bisa menebak apa yang mereka lakukan.

HADIAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang