Part 23: Kotak Merah Raynar 2

9.6K 473 1
                                    

°°°

Aksa mendengar suara handphonenya berbunyi lagi di tas kerjanya. Tas itu berada di lantai bawah. Dia tidak bisa mengangkat handphonenya, karena dia tidak bisa bergerak.

"Kamu yang minta aku memberitahumu tentang Kila kan?" Raynar tersenyum, dia senang melihat Aksa. Aksa menatap Raynar dengan marah.

Raynar memasangkan Neck Collar Wrist Handcuff itu ke badan Aksa dengan posisi telungkup. Aksa bisa saja memukuli Raynar, badannya lebih besar daripada Raynar. Tapi Handcuff dengan model ikatan di leher mengikat kedua tangannya ke belakang dan langsung tersangkut ke lehernya jika dia bergerak. Aksa sulit untuk melepaskannya.

"Aku tidak pernah memasangkan ini ke tubuh Pria, tapi kamu sangat pantas Aksa." Raynar tampak puas melihat alat barunya terpasang. Apalagi menurut Raynar, Aksa punya tubuh yang bagus.

Aksa tidak nyaman dengan tatapan Raynar dihadapannya.

"Aku hanya ingin tahu soal Kila!"

Raynar tertawa.

"Karena kamu sudah mau jadi percobaan alat baruku. Aku beritahu soal Kila kekasihmu itu.... Kila tidak sama sekali tertarik melakukan ini denganku."

"Apa?" Aksa merasa dijebak.

Raynar tertawa lagi, dia duduk di sofa meminum sisa vodka-nya. Raynar memandangi Aksa lagi. Aksa merasa risih. Walaupun dia masih memakai pakaiannya. Tapi dengan posisi seperti itu dan Raynar menatapnya tubuhnya, Aksa merasa jijik!

"Apa Kila memakai Handcuff ordinary dan lilin dariku?" Raynar menghabiskan minumannya.

Aksa diam. Ternyata barang-barang itu dari Raynar. Bahkan Kila sendiri tidak mencobanya kepadanya!

"Itu bukan urusanmu, buka saja benda aneh ini!" Aksa berusaha menarik tangannya, tapi lehernya ikut terasa ditarik. Aksa mengerang karena kesakitan.

"Suaramu sangat menggoda Aksa. Oh iya, itu dari kulit yang bagus Aksa. Tidak akan putus dengan tenaga manusia."

Aksa tidak mau menyerah. Dia tahu kebodohannya. Harusnya dia sudah duduk di kantor, bersiap meeting. Kalau pun dia ingin seks, sudah pasti hanya Kila yang dia inginkan!

Raynar memangku wajahnya dan menatap Aksa. Raynar menyukai sikap Aksa yang memberontak dan tersiksa dengan handcuff yang menarik lehernya. Suara kesakitannya terdengar menggugah keinginan Raynar untuk terus menggoda Aksa.

"Pria sepertimu sangat suka marah dan membentak orang? Tapi di ranjang Kila lah yang lebih suka mengontrol. Aku benar?"

Aksa mulai jijik dengan percakapan dengan Raynar.

"Sudahlah! Hentikan kebodohan ini! aku mau ke kantor! Atau aku akan melaporkanmu ke polisi!." Teriak Aksa, dia mencoba lagi menggerakan tangannya. Tapi dia malah membuat Neck Collar itu mencekiknya ke belakang

Raynar berdiri. Dia mengambil Ball Gang penyumpal mulut, di mejanya. Raynar mendekati ranjang dan menarik rambut Aksa.

"Jangan khawatir, aku pun normal. Aku juga tidak pernah melakukannya dengan Pria. Tapi melihatmu terikat seperti ini semakin membuatku penasaran"

"F*ck you!!" Aksa mencoba menghantupkan kepala Raynar. Raynar menahan kepala Aksa dengan keras. Raynar suka mendengar Aksa berteriak. Semakin berteriak dan memberontak Aksa akan menyakiti dirinya sendiri. Raynar jadi mengurungkan niatnya untuk menyumpal mulut Aksa.

"Apa Kila suka melakukan ini?" Raynar mulai mengelus selangkangan Aksa.

Aksa sangat marah Raynar menyentuhnya. Raynar akan mengelus penis Aksa.

HADIAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang