Part 29: Pria selingkuh?

8K 413 3
                                    

°°°

Kila menghela napasnya. Akhirnya dia bisa istirahat keluar kantor. Dia sedang tidak ingin melihat wajah Aksa. Makan siang sendirian, mungkin bisa membuatnya lebih tenang untuk berpikir.

Matahari siang itu cukup panas, Kila hanya ingin menikmati es teler dingin dengan kelapa muda yang lembut. Rasa segar, pasti menenangkan hatinya.

Kila melewati toko antik Raynar. Dia memperhatikan beberapa orang sedang mengangkat lemari kayu dengan ukiran, ke atas truk dari toko antik Raynar. Raynar melihat Kila dan mengangkat tangannya, menyapa Kila.

"Hai Kila, mau makan siang?" Tanya Raynar.

"Hm, iya. Tapi aku lagi ingin es teler pokoknya yang dingin-dingin, matahari siang ini terik sekali."

"Aku juga mau yang dingin-dingin, ayo kita bareng makan siang sekali-sekali."

Kila menatap Raynar yang tersenyum itu.

"Boleh." Kila tidak menolak.

"Tunggu 5 menit, aku harus cek apakah mereka mengikat lemari itu dengan benar, ini hampir selesai." Raynar mengecek lagi setiap bagian yang terikat. Lemari antik itu memang terlihat sangat cantik dan kuno, dengan kaca juga ukiran di sisinya, apalagi terbuat dari kayu jati.

"Berapa kira-kira harga lemari antik ini? Tebak 3 kali... Kalau benar aku yang traktir." Kata Raynar yang kembali berdiri di samping Kila

"Hm, 25 juta." tebak Kila. Raynar menggeleng. Kila mencoba menebak lagi.

"35? 65?"

"Masih di atasnya lagi." Raynar tertawa. Dia mengambil handphonenya dan memotret truk tersebut.

"Serius? semahal itu?" Kila sampai terbengong.

"Biar salah, aku tetap traktir kamu kok." Raynar tersenyum sambil mengantongi handphonenya.

Raynar melambaikan tangannya, kepada supir truk yang berjalan menjauh meninggalkan mereka.

"Oh iya, apa pak Aksa masih marah denganku?" Raynar merasa bersalah karena kejadian waktu itu.

Kila hanya mengangkat bahunya. Dia sangat tidak ingin membicarakan Aksa. Raynar menatap Kila tidak yang menjawabnya dan hanya terus berjalan menuju tempat makan yang dia mau.

"Kalian baik-baik saja kan?" Raynar menyusul Kila.

"Aku sedang tidak ingin membicarakan dia."

Raynar cukup bingung dengan jawaban Kila. Padahal kelihatannya mereka tampak baik-baik saja dan serasi.

Matahari pun semakin terik. Mereka masuk ke sebuah rumah makan yang sudah sangat ramai, karena sudah masuk jam makan siang. Untung saja mereka mendapatkan tempat duduk.

Handphone Raynar berbunyi.

"Hello, sayang..." Raynar mengangkat telpon yang masuk.

"Oh kamu mau ke toko sejam lagi? Tidak apa-apa aku juga sedang makan siang... Ok bye " Raynar meletakan handphonenya.

"Astaga ini kelihatan segar." Mata Kila berbinar menatap gelas besar es teler di meja mereka.

"Pacarku mau datang sekitar 1 jam lagi, dia bawa barang baruku. Apa Kamu mau lihat, Kila?"

Kila menatap Raynar, lagi-lagi dia mau pamer barang aneh lagi. Raynar memang selalu terbuka dengannya, sejak dirinya melihat Raynar berhubungan seks, sampai sekarang Raynar biasa saja tanpa ada rasa risih.

"Nanti pacarmu marah." Jawab Kila sambil menyendok daging kelapa muda di gelasnya.

"Ah dia bukan tipe seperti itu." Sahut Raynar sambil mengaduk es telernya.

HADIAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang