Part 17: Bertemu yang dijodohkan

12K 591 4
                                    

°°°

"Kita bisa naik bus kota saja pak" Kila menaikan tas ke punggungnya. Aksa menutup telponnya, dia masih memantau masalah site kemarin.

"Sudah naik mobilku saja, cuma 1 jam lewat tol kan?" Aksa membuka pintu di sampingnya.

"Maaf pak kalau merepotkan" Kila masuk ke dalam mobil.

"Tidak masalah, kita sudah deal. Tapi aku tetap akan sibuk. Jadi dipahami saja kalau aku akan sering memegang handphoneku."

"Tidak apa-apa terima kasih banyak pak Aksa" Kila tersenyum. Sudah dibantu aja Kila berterima kasih.

"Memangnya ada masalah apa di rumah orang tuamu? Sampai kamu harus mencari pacar palsu."

Kila lupa dirinya belum cerita. Karena hanya Aksa lah yang paling dekat saat ini, makanya Kila meminta bantuannya.

"Hm, sedikit rumit. Karena aku sudah ditanya soal menikah..."

Aksa tertawa. Dia cukup mengerti, apalagi Kila sudah di atas 25 tahun. Pasti orang tuanya menanyakan perihal kapan menikah. Tipikal orang tua Indonesia, tapi itu bentuk perhatian, bukan hal yang buruk. Aksa mengerti.

"... dan ayahku sudah mendapatkan pria yang mau dikenalkan, yah istilahnya yang akan dijodohkan akan bertemu denganku hari ini"

Aksa menginjak remnya, wajah Kila hampir terhantuk dashboard.

"Kamu jangan lupa pasang Safety belt " Suara Aksa terdengar berat, dia masih belum menjalankan mobilnya.

"Ah iya maaf pak"

"Apa katamu tadi? sudah ada pria yang mau dijodohkan denganmu?"

Kila memasang Safety belt-nya.

"Iya pak Aksa, tapi saya kan belum mau menikah saat ini..." Kila menatap, Aksa yang tampak tidak senang.

"Kenapa kamu tidak bilang kalau kamu ada calon?" Kila sedikit takut, suara Aksa terdengar nyaring.


"Aku belum mengiyakan..."

"Itu pilihan orang tuamu bagaimana kamu bisa menolaknya?" Aksa menggelengkan kepalanya dan kembali menjalankan mobilnya.

"Karena itu aku meminta tolong pak Aksa"

"Menurutmu, apa yang terjadi kalau orang tuamu dan pria itu bertemu denganku?"

Kila tidak tahu. memang belum siap untuk menikah.

"Bagaimana kalau orang tuamu mengharap kita yang menikah? Sebenarnya kita hanya bohong. Apa kamu tidak tambah mengecewakan mereka?" Aksa bertanya lagi

"Tapi nanti kalau aku menyentuhnya tangan Pria itu dan aku merasa ada reaksi.. Mungkin aku mengiyakan saja" Kila meletakan tasnya di kursi belakang.

Aksa diam. Reaksi?

"Apa selama ini memang kamu hanya bereaksi denganku saja?"

"Sepertinya begitu... tadinya aku pikir semua pria menyentuhku sedikit saja, aku bakal menjadi gila" Kila tertawa.

"Kamu terlalu khawatir. Karena itu kamu sampai ke dokter?"

HADIAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang