Part 54: Ibu Rumah Tangga 1

6.1K 292 0
                                    

°°°

Kila merapikan rak piringnya, dan mengelap bekas cuci piringnya. Aksa pagi-pagi sekali sudah berangkat ke kantor. Ruangan apartemen itu terdengar ramai karena suara drama di televisi. Kila mengambil sisa teh panasnya dan kembali duduk di depan televisi. Drama itu tidak menarik perhatian Kila. Entah apa lagi yang harus dilakukan Kila karena semua pekerjaan rumah tangganya sudah selesai.

"Jadi ibu rumah tangga membosankan juga ya?" Kila menggumam dan terus menekan tombol-tombol remote televisinya. Kila akhirnya menonton siaran berita, tapi dia pun tidak fokus karena bosan sendirian.

Kila teringat diskusinya dengan Aksa, semalam.

Kila keberatan pindah mereka pindah ke kantor pusat. Tapi, Aksa memberi tahu Kila, sebagai pekerja dia juga perlu karirnya meningkat karena dia seorang kepala keluarga yang punya tanggungan untuk kehidupan istri dan anaknya.

Harusnya Aksa lah yang mengisi kekosongan kursi wakil direktur. Tapi banyak yang meragukan kemampuannya dan menganggap dirinya mendapatkan hal itu karena Ayahnya. Kalandra memindahkannya ke kantor cabang untuk menunjukan kepada orang-orang yang merendahkan dirinya bahwa dia mampu bekerja. Kila paham dengan alasan Aksa, tapi Kila memilih Aksa tetap di kantor cabang, walaupun menurut Aksa gajinya tidak besar, Kila lebih memilih hidup tenang daripada berhubungan dengan orang-orang di kantor pusat yang membenci Aksa. Terlebih lagi masalah Amerta!

Kila menghela napasnya. Sebagai Istri dia memang tidak bisa berbuat apa pun, jika Aksa ingin berkembang di karirnya dia harus mendukungnya.

Kila mulai bosan, akhirnya dia punya ide akan memasak makan siang untuk Aksa. Kila berencana main ke kantor.

"Tapi aku kirim pesan dulu saja." Kila mengambil handphonenya.

"Sayang, aku bosan di sini. Aku main ke kantor bawa makan siang untukmu ya?" Tulis Kila. Pesan terkirim. Aksa belum membalasnya. Kila membuka kulkas melihat dia akan memasak apa untuk Aksa.

"Cap cai sepertinya pas." Kila mengeluarkan beberapa bahan, tapi dia kehabisan ayam. Tidak lama suara handphonenya berbunyi.

"Maaf sayang, hari ini aku harus ke Site tapi tidak jauh. Aku pulang hari. Tunggu aku pulang ya. Jangan lupa minum vitaminnya."

Kila lemas membaca balasan dari suaminya itu. Berarti hari ini dia kan berdiam di rumah saja. Akhirnya dia mengembalikan bahan masakan kembali ke dalam kulkas.

"Hm, ya sudahlah nonton televisi lagi." Kila duduk dengan lemas di depan televisinya. Handphone berbunyi lagi.

"Kamu mau kemana hari ini? Biar supirku antar. Kalau kamu bosan keluar saja sayang."
Pesan dari Aksa.

Kila berbinar. Sebaik itu suaminya.

"Atau aku ke rumah ibu saja. Kan dekat. Sebelum jam 5 aku pulang."

"Hmmm... Kalau mau ke rumah orang tuamu sama aku saja nanti."
Balas Aksa.

Kila berpikir, iya... tidak mungkin dia pulang ke rumah orang tuanya tanpa Aksa, lalu pulang sore? cuma duduk 4-5 jam terus pulang.

"Kalau begitu aku ke pasar saja, belanja keperluan rumah saja." Kila mengetikan pesannya.

Kila diam karena berpikir, ternyata seperti ini ibu rumah tangga. Selama ini saat dia kerja, sebelum menikah, begitu banyak kesenangan dan cerita di setiap harinya. Kila menikmati masa-masa itu.

"Sudah-sudah aku harus cari kegiatan di saat seperti ini." Kila menghilangkan rasa rindunya pada saat bekerja. Dia harus paham dia sudah menikah. Kila mematikan televisi dan bersiap karena supir Aksa akan menjemputnya.

HADIAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang