°°°
Kila mengikuti punggung Aksa. Walaupun mereka adalah pasangan, mereka tidak bisa saling menyentuh, tidak bisa bergandengan apalagi di tempat umum. Aksa beberapa kali ingin memegang tangan Kila, tapi dia langsung menyadarinya.
"Hm, kita memang tidak keluar bersama di tempat umum, hanya kamar tidur yang cocok untuk kita" Aksa berbisik menahan tawanya. Kila hanya menyimpulkan senyumnya.
Beberapa direksi, menyapa Aksa. Tentu saja, karena dia mewakili PT. Kalandra, karena ayahnya tidak dapat hadir. Kila hanya di belakang Aksa, terkadang Kila mengambil beberapa camilan yang bawa oleh pelayan.
"Kila..." Aksa memberikan tanda, agar Kila berdiri di sampingnya.
Kila segera berdiri di samping Aksa, tapi tetap mereka berjarak. Aksa menghela napasnya, dia tidak bisa berdekatan dengan Kila.
"Pak Aksara, Apa kabar?" seseorang menyalamin Aksa. Aksa menyambut tangan orang yang membuat acara Cocktail Party ini, Pak Rudy adalah salah satu direksi di perusahaan asing.
"Apakah ini karyawanmu? Saya pikir kamu datang bersama istri." Pria itu melihat Kila yang memakai seragam PT. Kalandra.
"Dia calon istri saya, pak." jawab Aksa sambil tersenyum. Kila agak canggung mendengar jawaban Aksa. Kila merasa minder dengan dirinya.
"Oh, calon pak Aksara. Saya Rudy..." Pria itu tersenyum mengulurkan tangannya. Kila sedikit ragu menyentuhnya. Tapi melihat Pak Rudy, dia sangat pantas menjadi ayahnya.
"Saya Kila Damaya." Kila menyambut tangan Pak Rudy. Tidak ada reaksi apa pun.
"Ah, jangan lupa undangannya segera. Silahkan dinikmati pestanya Pak Aksara."
Aksa menatap Kila. Kila hanya tersenyum.
"Kira-kira, di antara 30 orang di sini, apa akan ada yang bisa membangkitkan birahimu kalau bersalaman seperti itu?" Tanya Aksa.
Kila diam, padahal mereka di acara yang penting untuk menjalin relasi, tapi Aksa menanyakan hal yang sebenarnya tidak penting
"Aku tidak tahu Pak Aksa."
"Kalau begitu kamu menungguku di sana saja." Aksa menunjuk tempat di dekat rak buku. Memang cocktail party biasanya tidak disediakan tempat duduk. Kila mengerutkan dahinya tanda dia protes, Aksa mulai over protective.
"Tapi Pak..."
"Tunggu disana Kila"
Aksa meninggalkan Kila. Sedang kila hanya menghela napasnya saja berjalan ke arah rak buku. Kila merasa terasingkan. Kila menatap rak buku besar itu, untungnya dia melihat beberapa buku yang menarik.
Kila sekali lagi menatap ke keramaian di mana Aksa berada. Dia sibuk berinteraksi dengan beberapa orang.
Kila merasa percuma saja menemaninya.
"Tahu begitu, aku pulang dan tidur saja" Kila mengambil salah satu buku di rak itu. Karena terlalu tinggi, buku yang Kila gapai itu terjatuh.
"Astaga, kenapa aku ceroboh sekali." Kila memungut buku yang terkena kakinya itu.
"Lihat nona Amerta, benarkan dia bukan pasangannya pak Aksara."
"Tidak mungkin Aksa mau dengan wanita seperti ini"
Kila mendengar celetukan kedua wanita yang berhenti di depannya. Kila hanya mengangkat wajahnya. Kila melihat dua orang wanita sedang berbisik-bisik di depannya. Salah satu seorang wanita yang sangat cantik, yang dipanggil Amerta itu memiliki kulit putih dan tinggi semampai. Dia menatap Kila dengan sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
HADIAH
RomanceKila Damaya didiagnosa menderita compulsive sexual behaviour ringan. Dia memutuskan untuk tidak memiliki kekasih hingga dirinya benar-benar menemukan orang yang mengerti dirinya. Tapi Kila kelepasan mengeluarkan sisi liarnya dan meminta Aksa, atasan...