Part 15: Bercinta dengan lembut

29.3K 709 0
                                    

°°°

Kecupan Aksa, membuat birahi Kila melonjak naik. Matanya yang tadi sendu menjadi tajam. Postur tubuhnya yang tadinya membungkuk, tiba-tiba merangkul Aksa, dan menciumnya dengan kuat.

Aksa tahu, Kila akan langsung menyerangnya. Tapi saatnya Aksa ingin dirinya yang mengontrol Kila.

"Aku yang akan mengontrolmu" bisik Aksa.

Kila diam, terlihat wajahnya tidak senang.

"Aku akan memakaikan handcuff itu di tanganmu dan melakukannya dengan lembut"

"Handcuff? Harusnya aku yang masangnya ditanganmu" Kila mendorong Aksa.

Aksa hanya tersenyum, dia mengangkat badan Kila ke kamar tidur.

Ini sangat cangung bagi Kila. Terakhir dia tertarik dengan vanila sex atau seks lembut itu saat umurnya 20 tahun. Kila lebih menyukai sensasi seks yang kasar yang lebih memuaskannya.

Aksa memaksa memasang handcuff di tangan Kila dan menyangkutkan penyambungnya di ujung besi kasurnya, jelas Kila tidak akan bisa melepaskan tangannya. Aksa berada di atas tubuhnya, memandangi tubuh Kila yang telanjang.

"Kila, tubuhmu milikku" bisik Aksa.

Kila mulai berontak, dia merasa terkekang! jiwanya bergejolak. Aksa mulai menyentuh payudaranya. Sentuhan itu memberinya rasa menjalar keseluruh tubuhnya. Pori-porinya terasa pedih.

"Kenapa kamu harus mengikat tanganku?"

"Kali ini kamu yang akan tunduk kepadaku" Aksa membalas tatapan tajam Kila. Aksa tahu, jiwa liar Kila tidak suka patuh kepada siapa pun.

"Uh, apa yang mau kamu lakukan? Aku menyukai seks yang kasar" Kila mendesah, saat Aksa mengecup putingnya dan memainkannya.

"No... Pagi ini... aku ingin bercinta dengan lembut, merasakan tubuh dan napasmu dengan perlahan, biar aku yang mengambil hadiahku sendiri" Bisik Aksa.

Kila tidak menyukainya. Dia mencoba melepaskan Handcuff ditangannya.

"Tenang lah, Aku sudah menahan diriku dari semalam." Aksa memainkan puting Kila lagi yang mulai mengeras. Kila tetap tidak menyukai ide Aksa.

"Aku tidak menyukai diriku terikat seperti ini." mata Kila menatap Aksa dengan sinis.

"It is ok... lihat saja siapa yang keluar duluan."

Aksa mengigit lembut puting Kila. Kila mengerang karena terkejut. Kila menatap Aksa yang terus memainkan putingnya. Lidah Aksa menjilatnya lembut dan mengisapnya perlahan. Tangan satunya juga ikut memilin puting satunya. Kila mulai merasa bertambah gelisah. Tatapan matanya yang tadinya tajam kini berubah sendu, suara rintihannya mulai keras.

"Aku suka saat kamu mengigitnya." Kila mulai menyerah. Dia merasa vaginanya mulai berkedut dan basah.

Aksa tertawa. Dia mulai turun menciumi dan menjilati perut Kila. Kila melengkungkan tubuhnya. Aksa terus menciumi setiap titik tubuh Kila.

"Pak bos, apa anda tidak ingin mengigit tubuhku lagi"

"Diam dan menurut saja." Aksa menatap Kila.

Aksa mulai memegang paha Kila. Aksa ingin segera mengeksplor setiap bagian vagina Kila.

"Buka saja kakimu, jangan kaku seperti ini."

Kila menurutinya.

"Lebih lebar lagi, aku ingin lihat vaginamu."

Kila sedikit malu mendengar itu. Tapi dia menurut saja.

Aksa senang Kila menurutinya. Dia bisa melihat bagian tubuh sensual milik Kila dengan jelas. Aksa menunduk dan mencium lembut selangkangan dekat Vagina Kila. Aksa meniup Labia Minora dan lubang vagina Kila dan menyapukan lidahnya dengan lembut.

HADIAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang