Part 59: Akhir [end]

17K 463 31
                                    

°°°

"Ya ampun coba lihat perut Kila."

Sarah dan Raynar tidak sengaja bertemu Kila sedang berbelanja buah-buahan. Tentu saja mereka terkaget-kaget melihat perubahan Kila. Kila memberitahu, dirinya sudah hamil 2 bulan.

"2 bulan? Ternyata sudah terlihat membuncit?" Raynar takjub melihat kehamilan Kila.

"Iya tapi yang penting janinku sehat. Tadinya khawatir, karen awalnya kami belum tahu apa-apa. Aksa sampai menunda pindah kantor sampai bulan depan." Jawab Kila sambil memilih beberapa buah jeruk yang masih segar.

"Oh iya Kila, kami 2 bulan lagi mungkin menikah." Sarah menunjukkan cincin tunangan kepada Kila. Mata Kila berbinar dan senang. Benarkah akhirnya Raynar menikahi Sarah?

"Ah, selamat ya untuk kalian berdua." Kila memegang tangan Sarah dan meremasnya, Kila sangat senang, sedang Raynar hanya tertawa saja, melihat Sarah pamer. Dia melamar Sarah, karena Sarah mengancam meninggalkannya.

"Lama-lama aku juga cemburu kalau Raynar selalu "main" dengan perempuan lain." Bisik Sarah. Kila melirik tajam ke arah Raynar.

"Apa kamu yakin, setelah menikah Raynar tidak akan melakukannya. Katanya duitnya lumayan kan?" Tanya Kila, dia sengaja membesarkan suaranya supaya Raynar mendengarnya.

"Hei, jangan bergosip dengan bumil, jangan menodai anak Kila, Sarah!" Raynar merangkul Sarah. Sarah hanya tertawa.

"Tenang Kila, kalau aku sudah menemukan yang terbaik, aku tidak akan menyakitinya." Raynar tersenyum menatap Kila. Mendengar itu, Kila melipat tangannya membalas tatapan Raynar dengan takjub.

"Kila, sudah selesai beli buahnya?" Aksa muncul dari samping Kila. Ekspresi Aksa berubah seketika saat melihat Kila bersama Raynar dan Sarah. Pikiran Aksa kemana-mana, jangan-jangan mereka membicarakan benda-benda aneh lagi!

"Ehem, ayo kita pulang." Aksa langsung mengandeng tangan Kila dan menuntunnya pergi menjauh dari Raynar dan Sarah.

"Sayang, Raynar dan Sarah sudah bertunangan,mungkin 2 bulan lagi akan menikah." Kila menahan tangan Aksa. Aksa diam dan mengerti. Kila sepertinya menyuruhnya mengucapkan selamat. Aksa menghela napas panjang.

"Ah oh... Selamat ya untuk kalian." Aksa membalikkan badannya, mencoba bersikap seperti biasa.

"Terima kasih pak Aksa dan selamat ya sebentar lagi akan jadi Ayah." Sahut Sarah. Aksa tersenyum mendengar itu.

Raynar tahu, Aksa masih ketakutan dengannya, dia rupanya masih belum melupakan kejadian waktu itu. Tapi Raynar justru melihat ketakutan Aksa itu sangat lucu. Dia ingin iseng menggodanya.

"Hm.. Aksa, aku punya barang baru. Handcuff kulit juga tapi, khusus untuk ibu hamil. Jadi perut dan payudara akan lebih terlihat sexy" Raynar berbisik dan kemudian menatap Aksa.

Mata Aksa membesar. Handcuff untuk ibu hamil? Otak Aksa langsung Dia membayangkan Kila terikat dengan perut buncitnya itu dan mendesah.

"Hah?" Aksa merinding. Dia langsung menarik Kila pergi meninggalkan Raynar dan Sarah secepatnya. Aksa menghapus pikiran kotornya itu. Tidak mungkin dia mengikat Kila dengan kondisi hamil!

Raynar terdengar tertawa saat Aksa menuntun Kila menjauh.

"Kamu kenapa sayang? Masih takut dengan Raynar?" Kila bingung karena Aksa tampak ketakutan. Aksa pun memelankan langkahnya, dia menyadari istrinya itu sedang hamil, Kila terlihat mengelus perutnya.

"Aku tidak ingin dia memberimu barang aneh lagi." Jawab Aksa.

"Hm? Barang aneh? Apa kamu lupa sampai sekarang barang-barang dari Raynar, ada yang masih kita pakai." Kila merangkul tangan Aksa, dan menertawakan ketakutan Aksa. Aksa tidak perduli, apapun itu Aksa tetap tidak mau berbicara dengan Pria aneh bernama Raynar itu.

HADIAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang