°°°
Amerta memarkirkan mobilnya di parkiran PT. Kalandra. Amerta mengambil lipstik dan mengusapkannya lagi, dia mengambil parfum termahalnya dan menyemprotkan ke leher juga pergelangan tangannya. Amerta turun dari mobil. Beberapa orang di area parkir berbisik, mengagumi kecantikan Amerta yang memang seperti super model. Apalagi Kakinya sangat jenjang memakai sepatu branded bersol merah.
Amerta menatap kantor cabang PT. Kalandra itu. Bangunannya hanyalah gedung tua, dengan papan nama kecil.
Hari itu dirinya kembali akan mendekati Aksa. Hampir sebulan lebih mereka tidak bertemu, dan akhirnya Amerta bertemu dengan Aksa di cocktail party. Hal itu membuatnya bersemangat lagi mendekati Aksara.
"Selama siang Nona..." Sapa Security saat melihat Amerta memasuki lobi kantor PT. Kalandra. Amerta hanya tersenyum simpul. Dia mendekati meja resepsionis.
"Hai, aku mau bertemu Aksara, lantai berapa?" Amerta membuka kacamata hitamnya.
"Ah maaf, apakah nona sudah ada janji?" Tanya resepsionis.
"Apakah calon istri Aksara harus janjian?" Amerta tersenyum, dia terlihat percaya diri.
Resepsionis itu menatap temannya yang sedang duduk di sampingnya. Mereka semua di kantor itu tentunya juga tahu kalau pak Aksara punya pacar, yaitu Kila sekretarisnya.
"Maaf Nona... Pak Aksara tidak bisa diganggu saat ini." Resepsionis itu tidak ingin ada orang asing bisa masuk ke dalam kantor, apalagi dia sendiri tidak tahu letak kantor bos mereka.
"Heh, Aku sengaja datang kemari pagi-pagi!" Amerta mengeraskan suaranya, membuat takut resepsionis itu. Amerta menatap sekali lagi gedung kantor tua itu, sungguh tidak sesuai dengan level PT. Kalandra yang terkenal sukses di pertambangan.
"Ada apa ini?" Kila yang baru sampai di lobi, mendengar lengkingan suara Amerta. Amerta membalikkan badannya menatap Kila.
"Ah, kamu...?" Kila membesarkan matanya, dia ingat bertemu wanita ini di Cocktail party tempo hari. Kenapa dia bisa datang kemari?
"Oh, si wanita kampungan." Amerta menatap sinis ke arah Kila.
Kila kesal, Amerta menyebutnya kampungan, tanpa dia mengerti dari mana dia bisa memberinya julukan itu. Kenapa dirinya harus bertemu lagi dengan wanita sombong ini. Kila ingin sekali menyuruh Security untuk segera mengusirnya.
Amerta menatap Kila dari atas hingga bawah sepatunya, tapi tiba-tiba dia punya rencana untuk memberitahu sesuatu kepada Kila.
"Kalau begitu, Aku ingin bicara dengan kamu saja. Aku akan pergi, tapi kamu ikut denganku ke parkiran."
"Apa yang harus kita bicarakan? Aku tidak mengenalmu." Kila tentu saja menolak ikut dengan orang yang tidak dikenalnya itu.
Amerta mendekati Kila. Kila mencium aroma parhum mahal dari leher Amerta.
"Apa kamu tidak penasaran, soal Aksa berselingkuh darimu" bisik Amerta.
Jantung Kila langsung berdegup kencang. Apa dia bilang, Aksa selingkuh?
"Kamu pasti mau tahu kan?" Amerta mengerdipkan matanya dan beranjak keluar dari lobi. Kila hanya memandangi Amerta yang berlalu.
"Kila, dia siapa?" Tanya resepsionis.
"Aku juga tidak tahu" jawab Kila. Kila masih berpikir mengikutinya ke parkiran atau tidak. Tapi Kila tidak percaya Aksa bisa tidur dengan wanita lain.
"Tapi tadi dia bilang calon istri pak Aksa..." Resepsionis satunya menutup mulutnya. Dia kelepasan bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
HADIAH
RomanceKila Damaya didiagnosa menderita compulsive sexual behaviour ringan. Dia memutuskan untuk tidak memiliki kekasih hingga dirinya benar-benar menemukan orang yang mengerti dirinya. Tapi Kila kelepasan mengeluarkan sisi liarnya dan meminta Aksa, atasan...