°°°
"Apa?"
Kila menatap Aksa yang menyetir mobilnya.
"Apa? Kita mau ketemu direktur sekarang?!" Suara Kila terdengar melengking.
"Hm, ayahku"
"Iya pak direktur kan Ayahmu! Kenapa dadakan sekali?" Kila mulai panas dingin. Apa dia melakukan sesuatu yang salah? Jangan-jangan pak Direktur memarahi Kila karena dekat dengan Aksa, putranya. Kila memegang pipinya.
Aksa hanya tertawa, kila terlihat panik.
"Aku harus bagaimana? Aku belum mandi, kita baru pulang kantor!" Kila merasa stress.
"Hm, duduk santai saja yang penting kita ketemu orang tuaku"
"Astaga! Pak Aksa... Aku pulang saja!" Kila merasa ingin loncat dari mobil Aksa. Dia belum pernah bertemu direktur perusahaan Kalandra, dan itu sangat tidak mungkin. Apalagi dirinya hanya pegawai rendahan di salah satu kantor cabangnya.
"Aku kan sudah bertemu orang tuamu. Sekarang gantian kamu bertemu orang tuaku" Aksa tampak santai.
"Tapi kita kan deal hanya berpura-pura..."
"Tadinya..." Sahut Aksa lagi.
"Pak?"
Kila menangkap raut Aksa, dia tidak bercanda membawanya ke rumah orang tuanya!
°°°
Rumah direktur sangat besar. Bahkan di depan rumahnya ada kolam ikan besar yang cukup jadi 5 rumah ukuran sedang. Kila merasa kecil dengan rumah putih yang menjulang itu. Kila tiba-tiba merasa terbebani, entah kenapa dia harus ke rumah pak Direktur? Kila menelungkupkan wajahnya di dashboard.
"Ayo..." Aksa membuka pintu mobilnya. Aksa hampir tertawa melihat Kila sangat gugup.
Kila takut turun dari mobil. Bagaimana jika Direktur tahu dirinya dan Aksa hanya lah partner seks! Kila masih tidak mau turun dari mobil.
"Aku saja berani ketemu orang tuamu, dan berani berhadapan dengan Bhadrika. Masa kamu takut?" Aksa menunduk mendekati Kila.
"Pak Aksa, aku tidak mengerti kenapa aku harus ke rumahmu juga?" Kila sangat canggung.
Karena Aksa dan Kila kelamaan, Akhirnya Kalandra dan istrinya mendekati mereka di teras.
Dada Kila mulai berdetak kencang. Astaga Kila, ini pak Direktur! atasanmu Kila! Kenapa jadi mereka yang mendatangi!
"Se... selamat malam pak.. ibu.." Kila langsung buru-buru keluar dari merasa canggung. Ini pertama kali dia melihat direktur perusahaannya dan juga kedua orang tua Aksa.
"Ayo, langsung saja ke ruang makan sayang" Ibu Aksa merangkul Kila.
Badan Kila benar-benar kaku kenapa ibu Aksa, istri direktur merangkulnya. Kila tidak mengerti, yang pasti dia mulai keringat dingin.
"Jangan malu-malu, kamu kan calon memantuku" Sambung Anita, ibu Aksa.
Calon? memantu?
Calon menantu???
Kila melirik ke Aksa yang sedang berbicara dengan direktur.
Kila tidak tahu apa yang terjadi.
"Ibu, maafkan saya. Saya Kila Damaya. terima kasih sudah menyambut saya" Kila memegang tangan Anita. Tangan Kila terasa dingin.
"Jangan takut, anggap saja rumah sendiri Kila, Kamu sangat cantik"
Muka Kila memerah mendengar pujian Anita. Tapi Kila tidak tahu apa yang Aksa rencanakan!
KAMU SEDANG MEMBACA
HADIAH
RomanceKila Damaya didiagnosa menderita compulsive sexual behaviour ringan. Dia memutuskan untuk tidak memiliki kekasih hingga dirinya benar-benar menemukan orang yang mengerti dirinya. Tapi Kila kelepasan mengeluarkan sisi liarnya dan meminta Aksa, atasan...