Part 58: Hadiah

8.2K 323 4
                                    

°°°

"Kamu baik-baik saja Aksara?" Ibu kila tertawa melihat menantunya itu tiba-tiba datang ke apartemen dan tampak panik.

Tentu saja Aksa langsung pulang, dia kabur secepatnya dari kantor, setelah Kila mengirimkan gambar test pack dengan garis 2! Yang artinya Kila positif hamil. Aksa berteriak-teriak sendiri di ruangannya seperti orang kesurupan. Akhirnya Pak Pawit menyarankan untuk segera menemani Istrinya ke dokter.

"Loh sayang, aku sudah bilang tadi biar aku ke dokter sama ibu saja." Kila terkejut, Aksa tahu-tahu sudah sampai. Wajah Aksa terlihat bersemangat tapi panik.

"Aku hanya iseng cek air seni tadi, malah positif. Kata ibu biar pasti ke dokter saja." Kila memakai cardigannya, dia sudah bersiap untuk pergi ke dokter.

"Biar aku yang antar ya sayang." Aksa mendekati Kila, dia tampak canggung menyentuh Kila. Dia takut menyakiti Kila. Kila melihat ekspresi Aksa sangat lucu.

"Aksara, kita belum tahu apa benar Kila hamil apa tidak, bisa jadi test pack itu salah." Ibu kila mengambil tasnya. Aksa tidak mengerti maksud dari perkataan mertuanya, dia hanya tahu kalau positif berarti hamil.

"Kila, apapun hasilnya. Aku merasa senang hari ini." Aksa mengambil dan mencium tangan Kila. Wajah Aksa tampak senang sekaligus sendu, terlihat bingung.

"Sayang jangan begitu, malu sama ibu." Muka Kila memerah karena ibunya tertawa melihat Aksa menciumi tangan Kila. Aksa tidak perduli.

Aksa masih berharap, Kila memang hamil. Sama sekali tidak terlintas dipikirannya, dia akan menjadi seorang ayah. Perasaan hati dan pikirannya sekarang campur aduk. Lalu? Apa yang harus dia lakukan jika Kila hamil? Apakah nanti Kila tidak ada masalah dengan kesehatan? dan apakah mereka akan tetap pindah?

"Sayang?"

Kila menatap Aksa, dia memang melamun pikirannya kemana-mana. Bahkan Aksa belum menyalakan mobilnya.

"Ah maaf, aku hanya merasa senang dan juga gugup." Jawab Aksa, dia langsung menyalakan mobilnya. Dia melihat kondisi parkiran dari spion mobilnya.

"Hm... aku baru hari ini memakai test pack, tapi hanya dokter yang bisa tahu aku positif atau tidak. Semoga hasilnya bagus ya." Kila memasangkan sabuk pengaman Aksa. Aksa terkejut, dan menyadari dia memang terlalu gugup, sampai lupa memasang sabuk pengamannya sendiri.

"Tenang Aksara, semua suami juga gugup dan panik saat tahu istrinya hamil anak pertama. Bapaknya Kila malah buang air terus. Yang penting kamu berdoa saja yang terbaik." Ibu juga menenangkan Aksa.

Aksa menarik napasnya, dia menoleh dan memandangi Kila dengan rasa cinta terdalamnya. Jantungnya berdebar dan dia merasakan debarannya sangat kuat hingga di ujung syaraf kepalanya.

Jika benar Kila hamil. Itu adalah... Hadiah dari Kila untuknya...

°°°

Aksa pun mengikuti pesan dari ayahnya, untuk datang ke dokter kandungan terbaik. Teman Kalandra di salah satu rumah sakit besar. Di sepanjang perjalanan Aksa banyak diam, tapi jari tangannya mengetuk-ngetuk setir mobilnya. Kila memahami Aksa yang gugup itu.

Aksa pun ikut duduk di ruangan dokter. Dia mencoba fokus dengan dokter yang memeriksa Kila.

"Tidak ada mual? Hanya sering kelelahan, malas makan, Mood swing...". Dokter wanita itu menulis apa yang dirasakan Kila.

Mood swing? Aksa menggaruk kepalanya, pantas saja Kila memang lebih emosional.

Dokter menatap catatannya dan menanyakan kapan terakhir Kila menstruasi.

HADIAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang