Part 38: Makan Siang terakhir

8K 414 6
                                    

°°°

Aksa terperanjat, dia langsung bangun dari kasurnya dan buru-buru melihat jam di meja tidurnya. Benar saja, dia terlambat bangun. Sudah jam 9 lewat, sedang Kila sudah tidak ada di sampingnya.

Aksa masih telanjang dan menguap sambil menggaruk kepalanya. Dia tahu, Kila tidak membangunkannya karena tahu dia sangat kelelahan. Tapi semalam dia sangat senang.

Aksa segera beranjak dari ranjang dan menuju kamar mandi. Aksa melihat cermin dan mengusap embun yang menempel di cermin itu.

"Hm, kerjaan Kila..." Aksa menatap Kissmark di banyak leher dan dadanya. Aksa hanya menggelengkan kepalanya. Dia segera menyalakan shower.

Kila membuka pintu kamar mandi, dan melirik Aksa. Aksa ternyata sudah selesai mandi.

"Maaf, aku tidak bangunkan kamu, kelihatannya kamu nyenyak." Kila menaruh handuk bersih. Aksa sedang menyikat giginya. Walau Aksa memakai mantel mandi, tetap saja Kila bisa melihat kissmark di leher dan dada Aksa.

Aksa membalas tatapan Kila, istrinya sudah wangi, rapi dan cantik. Aksa menaruh sikat giginya dan mengambil handuk dari Kila.

"Aku masih lelah tapi melihatmu aku merasa bersemangat lagi." Aksa mengelap mulutnya yang basah dan menyosor ke bibir Kila.

"Sudah... Nanti kita ke ranjang lagi. Nanti ujung-ujungnya kamu cutinya hari ini." Ejek Kila menghindari ciuman Aksa.

Aksa hanya tertawa Kila menghindarinya.

"Aku sudah telpon ke kantor kalau kamu datang telat dan telpon katering jam 12 untuk makan siang " Kila memberikan pakaian Aksa.

Aksa berpikir, ada benarnya dia menikahi sekretarisnya. Kila tanggap dan mengerti mengerti dirinya.

"Apa kamu masih belum bisa memanggilku sayang?" Tanya Aksa. Kila diam dan tampak malu. Dirinya memang belum terbiasa.

"Tidak apa-apa... aku hanya menggodamu. Mukamu memang lucu" Aksa tertawa dia mulai hobi menggoda Kila. Kila memegang pipinya, dia tahu dia masih canggung memanggil Aksa dengan mesra, kecuali saat di ranjang.

"Kila... kamu bahagia menikah denganku?" Tanya Aksa sambil memakai celananya.

"Tentu saja. Aku sangat bahagia sampai meninggalkan banyak Kissmark di lehermu" Jawab Kila membalas menggoda Aksa.

Aksa mengancingkan kemejanya dan hanya berdehem. Dia yakin orang kantor akan melihat bekas bercinta mereka semalam.

"Kamu semalam sangat hebat." Aksa memuji Kila. Tapi sayang, dia tidak boleh menciumnya pagi ini. Bisa-bisa mereka berdua stuck seharian di ranjang lagi.

"Kamu juga sangat tampan, dan sexy." Balas Kila menggigit bibirnya, menggoda suaminya yang mulai mendekat itu.

"Hmm, aku belum dapat ciuman pagi ini."

"Sudah, ayo sarapan dulu." Kila langsung ngacir. Aksa agak kesal Kila membalas menggodanya.

Aksa bengong menatap makanan di mejanya, memang setelah menikah Kila selalu berusaha memasak untuknya. Aksa senang ternyata Kila punya bakat memasak yang cukup baik.

"Aku bingung, kamu tidak pernah minta uang mau belanja apa pun?"

"... Bukannya, kamu selalu kirim uang ke rekeningku diam-diam." Kila menarik kursi supaya Aksa duduk.

"Hm, pasti kamu naik bus ke pasar. Lain kali biar sama supir kantor. Kamu kan istriku." Aksa menghela napasnya.

"Naik bus nyaman kok. kamu tidak kasihan sama aku. Di apartemen terus. Kalau naik Bus sekalian cuci mata." Kila tertawa sambil meletakan air putih hangat di depan Aksa. Aksa tahu Kila memang tidak suka diperlakukan berlebihan.

HADIAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang