***
"Apa aku tidak boleh menciummu?"
Aksa membesarkan matanya, dia terpaku, melihat Kila tiba-tiba seperti orang lain. Kila tetap bersandar di kursinya. Matanya menatap Aksa tajam, dan mengigit bibir bawahnya. Kila ingin Aksa mendekatinya.
"Kila?" Aksa tidak menjauhnya. Dia hanya tidak yakin. Apakah benar Kila berani menggodanya?
Aksa mendekati Kila. Tentu saja dia ingin mengecup bibir Kila.
"Apa kamu ingin kita melakukannya?" Aksa berbicara pelan.
Kila diam. Dia tahu ini sudah diluar nalarnya. Bagaimana bisa dia menggoda bosnya!
Tapi, Kila menatap wajah Aksa dan memiringkan kepalanya melihat ke bawah celana Aksa.
Stop Kila! jangan gila! Batin Kila mulai berusaha menyadarkannya
"Apa kamu bisa memuaskanku?" Nada suara Kila terdengar seperti meremehkan Aksa. Aksa hanya menggelengkan kepalanya.
"Kita ke tempatku" Aksa menjalankan mobilnya.
Kila diam.
Tiba-tiba jantungnya berdebar-debar. Apa tidak salah dirinya melakukan ini? Dasar bodoh! Kila memaki dirinya sendiri. Tapi sudah terlanjur. Pak Aksa pasti membencinya setelah ini. Sebelum terjadi, dirinya harus berani membatalkannya!"Maafkan aku pak Aksa!" Kila berubah pikiran.
"Kenapa?"
"Aku pulang saja, maafkan saya... Mungkin karena ngantuk jadi saya ngelantur" Kila merasa sangat bodoh. Ini Pak Aksa! Bos kantornya!
Aksa diam, tetap fokus menyetir menuju apartemennya.
"Oh, aku ingin melakukannya" Aksa tertawa.
***
"Masuklah"
Aksa membuka pintunya. Kila sedikit ragu. Dia diam di depan pintu. Suasana lorong apartemen itu sepi. Akhirnya dia masuk ke dalam apartemen Aksa.Aksa menaruh tasnya kemudian duduk di sofanya. Aksa mengusap wajahnya. Terlihat dia sangat letih dan capek.
Kila masih berdiri menatapnya. Aksa membalas tatapan Kila. Aksa juga tidak tahu apa yang harus dia mulai.
"Lalu?" Tanya Aksa.
Kila diam, lagi-lagi pikiran logikanya sudah hilang melihat Aksa. Kila menaruh tasnya dan berdiri di hadapannya.
"Apa kamu perlu aku mandi?" Tanya Kila.
"Apapun, tapi aku menyukai wangimu" Aksa menatap Kila. Wanita dengan rambut hitam itu, kini memang seperti orang lain, biasanya dia memanggil dirinya Pak, pak Aksa.
Aksa menatap tubuh Kila, tubuhnya bagus, payudaranya tidak terlalu besar, pinggangnya kecil, berpinggul besar, kakinya jenjang walau tidak tinggi, tipe ideal Aksa.
Kila melepas blazernya dan membuka Blouse-nya.
Aksa tersenyum menatap Kila. Kila ternyata langsung beraksi.
"Aku tidak tahu, ternyata tubuhmu memang sangat sexy" Aksa menatap payudara yang masih tertutup bra hitam itu. Aksa langsung terangsang. Aksa ingin menyentuhnya.
Tapi Kila menepis tangan Aksa. Kila malah mengambil tas laptop di samping Aksa dan melepas strap tas laptop itu, dan melipatnya. Matanya meruncing tajam.
Aksa mengerutkan dahinya.
Kila tentu sangat menyukai seks. Tapi dia perlu bermain untuk memulainya. Kila memejamkan matanya, menarik napasnya, dan membuka matanya.
"Hello, pak Bos. Mari kita bermain"
Aksa memandangi Kila dengan bingung.
Kila menyentuh pipi Aksa, mengelus pundaknya dan menyatukan tangan Aksa ke belakang badannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HADIAH
RomanceKila Damaya didiagnosa menderita compulsive sexual behaviour ringan. Dia memutuskan untuk tidak memiliki kekasih hingga dirinya benar-benar menemukan orang yang mengerti dirinya. Tapi Kila kelepasan mengeluarkan sisi liarnya dan meminta Aksa, atasan...