KRING!!!!
Suara keras itu membuat gadis berumur 17 tahun yang sedang menyelami alam mimpinya terpaksa bangun. Ia menatap kesal kepada jam wekernya, tanpa diduga ia langsung melemparnya ke dinding. Entah sudah berapa banyak jam weker yang rusak karena ulah gadis itu.Shahra Aldercy Vredo. Gadis itu duduk dengan mata yang masih mengantuk, karena tidur terlalu malam. Setelah sadar sepenuhnya, ia menoleh pada jendela dan langsung menghalangi sinar mentari yang menusuk ke dalam retina matanya.
"Bentar deh. Kok udah ada matahari?"
Shahra yang kebingungan langsung mengambil ponselnya dan melihat pukul berapa saat ini. Sial. Ternyata sudah pukul 6.30. Shahra langsung bergegas ke kamar mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.
"Pah aku pamit." Shahra menyalami punggung tangan Arka.
Arka terkejut karena Ashana tiba-tiba datang. "Loh. Engga sarapan dulu?"
"Udah telat. Al pergi dulu." Shahra berlari menuju Garasi. Ia menaiki motor sport nya kemudian memakai helm fullface. Setelah itu, Shahra melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.
"Bastard!" Shahra menatap gerbang sekolah yang menjulang tinggi dihadapannya.
Shahra menatap pos satpam. Disana ada pak satpam yang hanya menatap Shahra tanpa berniat untuk membukakan gerbang. Shahra yang tahu itu hanya berdecak malas. Teringat akan suatu hal, ia pun bergegas membawa motornya menuju belakang sekolah. Shahra menatap pagar tinggi dihadapannya. Ia pun segera menaiki pagar tinggi tersebut.
Seragam Shahra berbeda dengan siswi yang lainnya. Ia mengajukan untuk memakai seragam siswa. Karena Shahra tidak nyaman menggunakan seragam siswi dan entah bagaimana caranya, Shahra diperbolehkan memakai seragam tersebut. Berbeda dengan siswi lainnya.
"Huft. Sial banget sih gue. Gara-gara lo." Shahra menatap cutter yang ia bawa di sakunya. Ia menoleh kanan kiri mengawasi situasi, dirasa aman, Shahra pun bergegas menuju ruang kelasnya dengan mengendap-endap.
Bruk! Shahra melangkah mundur saat dirinya menghantam sesuatu.
"Ikut saya ke ruang BK," ujar laki-laki yang saat ini sudah berada di hadapan Shahra.
Shahra melihat dari atas hingga bawah, ia menatap heran, sepertinya ia baru melihat siswa ini. "Siapa Lo?"
"Saya, Rayyan Elphyn. Saya murid baru yang baru pindah dari luar negri." Pria menyodorkan tangannya kepada Shahra. Tetapi Shahra mengabaikannya, Rayyan terkekeh dan menurunkan kembali tangannya.
"Namamu siapa?"
Shahra berdecak dan menatap Rayyan jengah. "Gue mau lewat. Gue gak peduli siapa lo, mau darimana asal lo dan alasan lo pindah. Yang paling penting, gue gak ada urusannya sama lo."
"Tunggu." Rayyan mencekal pergelangan tangan Shahra. Shahra yang terkejut langsung menatap Rayyan, mereka bersitatap selama beberapa saat sampai Shahra mengibaskan tangannya dan mengalihkan pandangannya.
"Ikut saya ke ruang BK," geram Rayyan sambil menarik tangan Shahra lagi agar mengikutinya. Shahra yang sudah sangat kesal menendang tulang kering Rayyan, yang membuat sang empu mengaduh kesakitan.
"Kenapa kamu nendang saya?"
Shahra menatap Rayyan tajam. "Berani banget tarik-tarik tangan orang sembarangan. Dipikir gue apaan!" Shahra beranjak meninggalkan Rayyan yang kesakitan.
Rayyan berdecak. Ia mengejar Shahra kembali. "Heyy. Kamu harus ke ruang BK. Harus tanggung jawab karena kamu telat. Ayok ikut saya. Saya Rayyan loh. Kamu gak kenal saya?"
"Cowok gila," gumam Shahra.
Rayyan tak menyerah begitu saja, ia terus mengikuti Shahra dengan mulut yang tak berhenti mengoceh.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHAHRAY
General FictionShahra Aldercy Vredo. Gadis yang dikenal tomboy dan sangat dingin. Ia gadis yang memiliki trauma dimasa lalu nya. Shahra juga merupakan cucu dari ketua mafia. Ia dijadikan layaknya ratu oleh kedua kakeknya, sepupu-sepupunya, juga kakak dan adik dari...