31. Seorang Ayah - SHAHRAY

1.4K 102 0
                                    

Hallo mantenan👋😁

Gimana kabarnya? Semoga selalu sehat ya...
Maaf banget up ceritanya lama...
Alhamdulillah UAS nya udah selesai jadi bisa up lagi...

Hari ini bakal doble up deh....

Happy Reading!!!

•|•

Disebuah rumah, ada empat orang remaja sedang berkumpul dan mengobrol. Salah satu dari mereka adalah Jovanca.

"Kenapa lo peduli sama Al? Biasanya juga gak perduli," ucap salah atau remaja tersebut dengan sinis.

Jovanca menghela nafas. "Itu dulu. Sekarang gue udah mulai sayang sama dia, bang Reza."

Mari kita perkenalkan siapa saja remaja itu. Mereka adalah sepupu-sepupu Shahra.

Reza Anpasa Vredo. Putra dari Ariza Putra Vredo kakak ke 2 Arka setelah ayah Aktam. Ariza merupakan ketua mafia pengganti Kendra. Sementara Reza, ia adalah ketua salah satu geng yang sangat terkenal. Bahkan sampai ke luar negri. Ia juga seorang CEO.

Ferdy Permana Vredo. Putra dari Arshad Putra Vredo kakak ketiga Arka. Arshad merupakan CEO salah satu perusahaan terbesar, sama seperti Arka. Tetapi ia tinggal di luar negeri. Sementara Ferdy, ia adalah wakil ketua geng yang dipimpin oleh Reza. Dia tidak ikut tinggal bersama orang tuanya, dia tinggal di apartemen bersebelahan dengan apartemen Reza juga Shahra.

Elfathan Athar Radian. Putra dari Arham Frans Radian. Arham juga tadinya seorang ketua mafia tapi ia menyerahkan jabatan itu kepada Shahra. Akan tetapi dia adalah CEO dan memiliki pesantren yang telah ia bangun. Elfathan umurnya selang dua bulan setelah dengan Jovanca. Elfathan merupakan orang yang paling kalem, Sholeh, pandai, dan tidak banyak bicara. Tetapi ia akan banyak bicara saat dihadapan mereka saja apalagi dihadapan Shahra. Elfathan juga masuk ke geng itu untuk melacak. Ya. Elfathan bisa melacak atau meretas.

"Lo tahu, adek lo itu monster," ucap Ferdy dengan bergidik ngeri.

"Iya, bang. Dia serem banget. Masa dia buat barcode di tubuh orang. Dan dia bilang itu adalah karya," timpal Elfathan.

"Ya trus gimana?" tanya Jovanca frustasi.

"Noh bang Reza yang bisa ngendaliin Al." Elfathan menunjuk Reza.

Reza mendelik dan melempar botol air pada Elfathan. "Ngendaliin mata Lo. Emang gue remot dia."

"Bokap Lo juga ngapain pake segala tobat?" tanya Ferdy jengah.

"Astaghfirullah. Akhi. Bokap kalian juga harusnya ikut tobat. Jangan malah ajarin Al yang sesat," balas Elfathan.

"Lo juga ngajarin Al yang sesat," ucap Jovanca.

"Gue mah ngajarin Al ngaji. Lo semua tuh ngajarin gak baleg," balas Elfathan seraya berdiri.

"Udahlah. Gue pamit dulu. Mau minta duit." Elfathan bersalaman dengan ketiga orang yang sudah ia anggap sebagai Abang sendiri.

"Assalamualaikum." Mereka menatap punggung Elfathan yang mulai mengecil dan hilang tertelan pintu.

"Dasar bocil!"

SHAHRAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang