17. Taruhan? - SHAHRAY

1.6K 124 0
                                    

Ciao a tutti👋

Jangan lupa Vote dulu kak....
Kritik dan saran juga boleh....

Happy Reading!!!

•|•

Flashback

Shahra menghela nafas saat melihat tangannya yang penuh dengan oli. Karena ia sedang mengotak-atik motornya. Ia istirahat sejenak sambil melihat motornya, kemudian ia melihat bola yang tak jauh darinya, Shahra pun memainkan bola tersebut. Saat sedang memfristyl, tangan Shahra ditarik oleh Meta yang membuatnya terkejut. Shahra di bawa ke ruang tamu dan dihempaskan begitu saja.

"Kenapa sih?" tanya Shahra kesal.

Meta menatap Shahra tajam. "KAMU ITU SUSAH BANGET DIBILANGIN!! SUDAH BERAPA KALI KAMI KATAKAN, JANGAN MAIN SEPAK BOLA DAN JANGAN PERNAH MAIN MOTOR LAGI!! TAPI KAMU GAK PERNAH NURUT!!"

Shahra menatap datar mereka, karena ia sangat kesal bukan main. Ini hobinya mengapa ia dilarang melakukan itu? Apakah hal itu merugikan mereka? Apa hal itu membuat mereka terluka?

"Coba kamu kaya Abang dan adik kamu. Mereka selalu juara. Gak kayak kamu, gak ada yang kamu bisa," ucap Anisa dengan nada lembut tapi sangat menyakiti hati.

Shahra memutar bola matanya jengah. "Kalian menyuruh saya untuk selalu sama dengan mereka, tapi kalian lupa. Kalian tidak pernah memerankan peran kalian kepada saya. Kalian hanya memerankan peran kalian kepada adik dan kakak saya saja. Apakah kalian sadar?"

"Kamu bicara apa?" tanya Arka.

"Menurut gue, kalian tau apa yang tadi gue bilang." Arka, Anisa, Meta, Jovanca, dan Aktam terkejut dengan panggilan Shahra.

"Apa kamu gak diajarin sopan santun, hah?!" bentak Meta.

"Sejak kapan anda mengajarkan saya sopan santun, nyonya Meta?" tanya Shahra dengan menyilangkan tangannya.

"Al...papah ga pernah ajarin kamu seperti itu."

"Emang gak pernah ngajarin apapun. Mamah dan papah cuma ngajarin Jo sama Hara aja."

"Al, papah dan mamah ga pernah seperti itu."

"Karena kalian tidak sadar!"

Plak. Kepala Shahra menoleh kesamping karena tamparan Arka. Semuanya terkejut melihat itu. Shahra mengusap pipinya yang terasa perih dan panas.

"Saat anak perempuan lain menganggap papah adalah cinta pertamanya. Tapi tidak denganku. My real first love is my grandfather, not papa," ujar Shahra dengan penuh penekanan yang membuat hati Arka sangat sakit seperti ditikam oleh belati.

Meta menggeram marah. "Kamu...."

"Kenapa?"

"Dasar ga berguna! Wanita kotor!!" bentak Meta.

"IBU!!"

"NENEK!!"

Shahra mematung. Hatinya hancur saat mengingat kejadian masa lalunya. Sesak menyeruak dalam dadanya. Ia memejamkan mata sejenak. Pipinya kini hitam karena tertutup oleh oli di tangannya. Shahra tertawa miris sambil menggeleng. Lalu ia menatap Meta dengan mata yang merah dan berair.

SHAHRAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang