10. Sebagai Harapan - SHAHRAY

2.1K 144 1
                                    

Ciao a tutti 👋

Semoga kalian sehat selalu dan dimudahkan segala urusannya...

HAPPY READING!!!

•|•

Rayyan menekan klaksonnya lalu ada seseorang yang membukakan gerbang dan mempersilahkan mereka untuk masuk. Rayyan menghentikan motornya di depan garasi. Shahra turun dari motor lalu membuka helm dan merapihkan rambutnya. Rayyan membuka helm lalu turun dan menggenggam tangan Shahra untuk mengikutinya. Rayyan menarik tangan Shahra untuk masuk ke rumah. Shahra sudah memberontak tapi Rayyan mengode agar tetap diam.

"ASSALAMUALAIKUM!!! RAY BAWA BIDADARI NIH!!!" teriak Rayyan sambil tersenyum lebar.

"Tuan muda maaf. Tuan Marcel dan tuan Nolan sedang berada di ruang kerja tuan Marcel," ucap salah satu tangan kanan Marcel. Rayyan mengangguk lalu menarik tangan Shahra agar mengikutinya.

"Emang gue hewan Lo tarik tarik?" kesal Shahra.

Rayyan tertawa. "Bukan hewan. Tapi kesayangan." Shahra mendengus.

Mereka pergi ke ruang kerja Marcel. Rayyan mengetuk pintu dan langsung masuk. Marcel dan Nolan langsung menoleh kearah pintu. Dan mereka terkejut saat ada seorang wanita yang muncul dari balik punggung tegap Rayyan.

"Marcel. Lihatlah. Dia sangat mirip dengan Kendra dan Kailen, bukan?" tanya Nolan dengan antusias. Ia berdiri dari duduknya lalu mengajak Shahra agar duduk di sofa. Diikuti Rayyan dan Marcel.

"Kenapa ada masalah?" Shahra menggeleng.

"Lalu?"

"Aku hanya ingin bertemu dengan kalian. Apakah kau sudah menemukan saudara dari kedua orang itu?" tanya Shahra dengan tatapan yang datar.

Marcel terdiam ia mengingat kembali. "Menurut informasi yang ku dapat mereka tidak punya keluarga. Tapi aku tak yakin. Karena bisa jadi ada yang menutup identitas mereka berdua."

Shahra mengangguk-anggukkan kepalanya. "Aku belum bertanya kepada om-om ku. Tapi menurutku mereka juga tidak tahu tentang ini."

"Kamu belum bertemu om-om mu lagi?" tanya Marcel. "Arham dan Arfeen ada disini bukan?"

Shahra mengangguk. "Mereka memang ada disini. Tapi aku jarang bertemu mereka. Arjuna bilang mereka sedang sibuk."

"Iya kamu benar. Apalagi Ariza dan Arsyad," balas Nolan.

Shahra mengangguk. "Aku harus memanggil kalian apa?"

"Daddy."

"Paray."

Shahra menatap mereka dengan bingung.

"Kau boleh memanggilku Daddy," ucap Marcel.

"Dan kau harus memanggilku paray."

"Paray apa kek?" tanya Rayyan yang juga bingung.

"Opa Rayyan," jawab Nolan sambil tersenyum lebar.

Rayyan dan Marcel saling tatap. Mereka tidak percaya itu adalah Nolan. Nolan yang mereka kenal tidak sehangat ini, bahkan sebelas dua belas dengan Shahra. Tapi ini apa?

"Kenapa?" Nolan menatap Rayyan dan Marcel yang sedang menatap Nolan heran. Rayyan dan Marcel langsung berkedip-kedip dan menggeleng.

"Aku ingin membeli pistol lagi," ujar Shahra tiba-tiba. Jelas hal itu membuat Rayyan bergidik ngeri. Wanita mana yang malah ingin membeli pistol daripada pakaian atau hal lainnya.

"Kau mau?" Shahra mengangguk.

"Aku ada banyak. Nanti kalau kau main ke rumahku. Akan ku kasih apapun kemauan kamu," ucap Nolan sambil tersenyum menatap Shahra.

SHAHRAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang