61. Mimpi - SHAHRAY

1.1K 99 7
                                    

Halo semuanya!!👋😁

Di malam Minggu ini....sengaja up untuk menemani kalian semuanya.

Jangan lupa vote dan komen🖤

Happy Reading!!

•|•

"Penyesalan memang sangat menyakitkan. Tapi lebih menyakitkan lagi, rasa bersalah yang selalu menghantui."

•SHAHRAY

~

"Jomblo. Gue titip papah sama mamah ya. Gue takut gak bisa jaga mereka lagi, Jo," ucap Shahra sambil tersenyum hangat pada Jovanca. "Gue takut mati."

"Lo ngomong apaan sih?!" bentak Jovanca sambil menangkup pipi Shahra. "Gue gak suka omongan Lo!"

Shahra terkekeh. Tangannya bergerak melepaskan tangan Jovanca dari pipinya. "Nobody knows about age, Jo."

"Tapi gue gak suka!" bentak Jovanca dengan menggeram marah.

"Dulu Lo mau gue pergi, Jo. Gue ma---"

"Gue minta maaf sama Lo! Lo bilang udah maafin gue!" bentak Jovanca dengan mata yang memerah.

"Sakit, Jo. Hati, mental, fisik, semuanya hancur. Gue gak tahu arah hidup gue. Rasanya gue gak berguna di dunia, Jo," ucap Shahra sambil menatap sendu Jovanca.

"I'm so hurt," lanjut Shahra dengan tatapan yang penuh luka.

Jovanca menghela nafas. Ia memegang bahu Shahra. "Okey. Kesalahan gue emang fatal. Tapi kita perbaiki sama-sama."

Shahra mengangguk lemah. Kemudian ia mengajak Jovanca ke taman yang sering ia kunjungi. Disana mereka main ayunan, makan ice cream, dan lainnya. Jovanca pamit untuk membeli coklat atas permintaan Shahra.

Jovanca mengangkat coklatnya di sebrang jalan. Shahra bertepuk tangan riang. Jovanca beranjak melewati jalan tanpa menoleh kanan kiri. Shahra melihat mobil yang melaju kencang dari arah kanan. Shahra langsung berlari ke arah Jovanca. Jovanca terus tersenyum lebar pada Shahra. Ia pikir Shahra akan mengambil coklatnya.

"Awas, Jo!!" pekik Shahra masih terus berlari pada Jovanca. Shahra mendorong Jovanca ke arah kosong sampai Jovanca tersungkur.

BRAK!! Jovanca membulatkan matanya sempurna. Jantungnya berdegup kencang. Pasokan udara seolah hilang disekitarnya. Adiknya, terhantam mobil di hadapannya.

Jovanca bergegas menghampiri Shahra yang sedang dikerumuni oleh orang-orang. Jovanca memangku kepala adiknya yang penuh dengan darah.

"PANGGIL AMBULANCE CEPAT!!" pekik Jovanca dengan air mata yang bercucuran.

Jovanca menepuk-nepuk pipi adiknya itu. "Al. Bangun, Al. Jangan bikin gue khawatir."

"Jo....maaf...." lirih Shahra. Jovanca menggeleng cepat. Ia memeluk adiknya erat.

"Jangan tinggalin gue," bisik Jovanca.

"Maaf..." Shahra menelan salivanya sambil memejamkan mata. Sakit menjalar di seluruh tubuhnya.

"GUE BILANG JANGAN TINGGALIN GUE!!" pekik Jovanca sambil mengeratkan pelukannya.

SHAHRAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang