78. Menghukum - SHAHRAY

1.2K 94 6
                                    

Ciao a tutti 👋

Gimana kabarnya? Sehat selalu untuk kalian semuanya......

Jangan lupa klik bintangnya teman-teman ⭐

Happy Reading!!!

•|•

"Seseorang yang kamu anggap sangat mengenalnya bukan berarti kamu juga kenal dengan apa yang dia alami."

SHAHRAY

•|•

Jovanca termenung menatap senja di hadapannya. Disampingnya ada Fauzi yang setia menemani Jovanca saat Jovanca sedang bersedih. Pikirannya sangat berkecamuk sekali. Bahkan bayangan saat ia memperlakukan Shahra secara kasar pun melintas. Semuanya.

"Argh!!!! Bangsat!" Jovanca melempar kacamata hitam yang ia gunakan ke pasir pantai. Untung saja tidak pecah.

Fauzi langsung memungut kacamata itu dan menghela nafas. "Jo. Percuma lo nyeselin semua perlakuan Lo sama Al. Itu semua gak akan buat Al kembali," tutur Fauzi sambil menepuk pundak Jovanca.

"Gue benci diri gue, Zi. Kenapa dulu gue bisa sebenci itu sama dia! Padahal dia gak ada salah apapun! Sampai waktu gue sama dia cuma sedikit, Zi!" Jovanca menyugar rambutnya kasar.

"Jo. Gini ya. Sekarang gue tanya sama Lo. Dengan Lo kayak gini apa Shahra bakal suka? Apa dia bakal kembali?" Fauzi menatap Jovanca bertanya. "Enggak kan? Jadi please, Jo. Gunain akal sehat Lo. Lagi pula Lo udah siksa dan hancurin keluarga Mil dan Winda. Apa itu masih belum cukup buat Lo?"

Jovanca terdiam. Ia menatap langit senja dengan terduduk. Entah apa yang ada di benaknya saat ini setelah mendengar penuturan Fauzi. Sementara Fauzi mengotak atik ponselnya kemudian ia memperlihatkan pada Jovanca.

"Lo inget gak saat ini?" Fauzi tersenyum tipis. "Saat dimana Lo mulai deketin Shahra saat itu. Waktu dia jatuh dari motor karena anjing."

Jovanca menoleh pada Fauzi. "Lo dapet foto ini---"

"Gue fotoin Lo saat itu. Karena waktu itu gue ngecrushin adek Lo kan. Tapi ternyata dia dah punya pawang." Fauzi merengut seketika. Jovanca menatap foto itu dalam. Ia jadi teringat saat itu. Jovanca menjadi terkekeh sendiri.

"Kalau itu saat di cafe yang gak sengaja ketemu Itu loh."

Flashback

Jovanca dan Fauzi sedang membahas tentang lomba Fauzi di sebuah cafe. Karena Fauzi akan pergi keluar negeri jadi ia mentraktir Jovanca. Diluar jam kerja mereka adalah sahabat yang sangat dekat.

"Gaya Lo anjir." Jovanca mengusap wajah Fauzi kasar.

"Harus lah, bro. Kalau gue juara satu gue mau traktir apapun yang Lo mau deh," balas Fauzi.

"Punya duit nya kah?"

"Punya dong. Kalo gak punya gue tinggal cash bon dari Lo."

"Hahahaha. Gak akan gue kasih," balas Jovanca.

"Yaudah tinggal ke bokap gue aja. Gampang kan?" sahut Fauzi. Mereka terus mengobrol bersama dengan candaan.

SHAHRAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang