48. Putus? - SHAHRAY

1.1K 98 11
                                    

"Tuhan... Jika dia jodohku, tolong dekatkanlah. Jika bukan, maka berikan aku yang lebih baik darinya."

rayza_0107

•|•

Tiga hari kemudian. Shahra memberanikan diri untuk datang ke rumah Arka. Ia menatap pagar yang menjulang tinggi dihadapannya. Shahra berjalan mendekati gerbang itu dan menggenggam besi dari pagar. Shahra mengedarkan pandangannya dan tatapannya terhenti pada Bram yang sedang mengobrol dengan rekannya.

"OM BRAM!!" Bram menghentikan pembicaraan dan berbalik ke asal suara. Ia mengerutkan keningnya saat melihat Shahra yang melambaikan tangan. Bram pun menghampiri Shahra. Ia membuka pintu gerbang.

"Ada apa nona?" tanya Bram sambil mengulurkan tangan.

Shahra menerima uluran tangan Bram. "Papah ada?"

"Emm. Ada. Dia sedang di ruang kerjanya bersama tuan Arfeen dan tuan Arham." Shahra menganggukkan kepalanya.

"Bilangin ke papah, gue mau pinjem motor Jovanca," ucap Shahra.

Bram menatap heran Shahra. "Pinjam? Motor mu kemana?"

"Motor gue.... Rusak delapan, dibakar lima, masuk jurang enam---"

"Stop!" Bram menatap Shahra datar. "Jangan mencoba membohongi ku."

Shahra berdecak sebal. Kemudian ia memperlihatkan apa yang telah ia ucapkan tadi. "Percaya?"

"Tapi kenapa sebanyak itu?"

"Tanya aja sama si Rieke, Alex, and the geng. Ngapain dia nyerang gue terus," papar Shahra sambil mendengus. "Buruan sana ke papah. Gue tunggu di gerbang belakang." Shahra berbalik kemudian berlari.

Bram hanya menggeleng dengan kelakuan Shahra. Bisa-bisanya motor sebanyak itu hancur. Apalagi motor-motor itu harganya sangat mahal sekali. Bisa kebeli berapa rumah.

Tok-tok-tok.
Arka, Arfeen, dan Arham langsung menoleh ke arah pintu. Mereka melihat Bram yang menyembulkan kepalanya.

"Masuk Bram." Bram menurut.

"Ada apa?" tanya Arka langsung.

"Maaf tuan. Nona Al meminta saya untuk meminjam motor tuan Jovanca," ucap Bram sambil menunduk.

"Aldercy? Dimana dia?" tanya Arham yang langsung berdiri.

"Dia---"

"Motor gue aja Bram." Arka melempar kunci motornya pada Bram, ditangkap dengan sempurna oleh Bram.

"Wait. Motor dia perasaan banyak sampai satu garasi penuh deh. Kenapa dia minjam motor lagi?" tanya Arfeen sangat heran dengan keponakannya yang satu.

"Motor nona Al, Rusak delapan, dibakar lima, masuk jurang enam, trus saya tidak tahu lagi kemana. Karena saya memotong ucapannya," papar Bram dengan jujur sambil menggaruk tengkuknya.

"Gila! Kok bisa?"

"Kata nona Al, tanya saja pada Rieke, Alex, and the geng, kenapa mereka menyerang nona Al. Gitu katanya," tutur Bram lagi dengan tampang polosnya.

SHAHRAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang