50. Pamit - SHAHRAY

1.2K 100 17
                                    

"Mengungkapkan rasa sayang tidak hanya melalui kata-kata saja."

•Shahra Aldercy Vredo

•|•

Keesokan harinya.

Shahra mengantarkan motor Arka ke rumahnya langsung. Sekalian berpamitan karena ia akan pergi bersama Arjuna dan Largi.

"Mau apa kamu?" tanya Meta sinis, saat Shahra baru saja menginjakkan kaki di ruang tamu. Di ruang tamu terdapat Ariza, Arka, Hara, Anisa, Rachel, dan Meta, yang sedang membicarakan suatu hal.

Shahra tersenyum tipis. "Saya hanya ingin bertemu tuan Arka, nyonya Meta."

"Kenapa?" Shahra beranjak kehadapan Arka kemudian menyerahkan kunci motor.

"Sesuai janji. Saya kembalikan dengan keadaan aman, tidak ada lecet sama sekali," tutur Shahra sambil beranjak mundur. "Saya izin ke kamar saya, apakah boleh?"

"Bolehlah. Itu kamar kamu," balas Arka. Shahra mengangguk kemudian pergi ke kamarnya untuk mengambil pistol dari Rayyan dan dari kedua kakeknya.

"Saya hanya mengambil ini. Saya tidak akan kembali kesini. Tenang saja," ucap Shahra seraya terkekeh. Bukannya apa-apa Shahra berbicara seperti itu. Shahra melihat tatapan tidak suka dari Anisa, Hara, dan Meta.

"Sebentar lagi gue dapat bukti! Dan untuk nyonya Meta." Shahra berhenti tepat dihadapan keluarganya. "Tolong ajarkan cucu kesayangan anda itu, agar tidak menggangu kehidupan saya."

"Saya pamit." Shahra beranjak.

"GAK TAHU MALU LO!" bentak Hara. Shahra menghentikan langkahnya, ia menghela nafas lantas berbalik.

"Karena bukan gue pelakunya!" balas Shahra dengan tenang.

"Ngelak terus!"

"Kenapa? Lo iri sama gue karena gue deket sama semuanya. Kan?" Shahra memasukkan tangannya ke saku jaket, karena emosinya sudah timbul. Mereka semua langsung bangkit.

"Iya! Gue iri sama Lo! Gue ngerasa gak dianggap sama mereka tahu gak? Sementara Lo. Lo dijadiin layaknya ratu sama mereka! Lo juga selalu deket sama opa dan kakek! Lo ambil semuanya dari gue bangsat!!" Hara mendorong Shahra hingga Shahra mundur beberapa langkah.

"DAN LO JUGA AMBIL BANG RAYYAN DARI GUE!!" pekik Hara yang membuat mereka semua mematung.

"AMBIL! AMBIL SEMUANYA!!" balas Shahra seraya mendekatkan dirinya pada Hara. "Lo pikir enak jadi gue? Enggak sama sekali."

Arka menghentikan pertengkaran kedua putrinya itu. Ia berdiri di antara mereka. "Udah. Jangan bertengkar."

"Diam. Jangan mencampuri urusanku!" Shahra menepis tangan Arka yang memegang bahunya.  Arka menelan salivanya saat melihat tatapan Shahra yang sangat tajam.

"Lo pikir gue juga gak sakit hati sama Lo, hah?! LO PIKIR GAK? PERASAAN GUE, SAAT GUE DIBANDINGIN TERUS SAMA LO!!!" Shahra menatap Hara dengan tajam. "Yang selalu dihina, dicaci, dianggap beban, dan semua keburukan mengarah sama gue! Lo pikir enak jadi gue hah?!"

Shahra berbalik dan menyugar rambutnya. Sungguh emosinya sangat sulit dikendalikan.

"Tapi kamu memang beban!" bentak Meta seraya menghampiri Hara. Shahra kembali berbalik menghadap Meta.

SHAHRAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang