55. Dua Nyawa dan Veskas - SHAHRAY

1.2K 104 9
                                    

Hallo teman-teman semuanya 👋

Kembali lagi dengan cerita ini. Cerita yang menguras kesabaran, hehe.

Jaga kesehatan selalu.....

Jangan lupa vote dan komen guys. Karena satu vote dari kalian sangat berarti untuk penulis pemula seperti saya😁

Happy Reading!!!!

•|•

"Jangan terkecoh oleh manusia yang menghinamu. Karena sejatinya, manusia sama dihadapan Tuhan."

•SHAHRAY

•|•

BRAK! Arka, Arfeen, Arham, Arshad, Aktam, dan Ariza membuka pintu kasar sampai mereka terjatuh tertindih.

"Anying! Sakit, oy!!" pekik Arka dan Arham yang berada di paling bawah. Meta mendelik dengan kelakuan anak-anaknya. Dari kecil sampai tua sama aja kelakuannya. Lantas ia mengetuk mereka satu persatu menggunakan tongkat. 

"Ada apa, bang? Kok ribut-ribut?"  Mereka yang baru masuk ke kamar Jovanca tertegun saat mendengar suara Shahra.

"Bokap kita. Biasalah," ucap Reza, Ferdy, Elfathan, dan Jovanca, seraya menatap layar laptop lagi. Setelah melihat keributan itu.

Shahra melihat papahnya menyingkirkan Jovanca dan Reza untuk memberi celah pada dirinya. Shahra terkekeh saat melihat om-om nya menyembulkan kepala di belakang sepupunya. Largi dan Arjuna telah pergi karena ada tangan kanan mereka.

"Al!!!" pekik mereka kegirangan. Shahra tertawa saat melihat wajah sumringah keluarganya.

"Kamu baik-baik aja kan?" tanya langsung Arka.

"Kamu gak diapa-apain kan?" timpal Arfeen.

"Gak ada yang nyerang kamu kan?" timpal Ariza.

"Trus kamu butuh bantuan kita gak?" timpal Arham.

Shahra terkekeh lantas menggeleng pelan. "Al baik-baik aja. Kalian gimana kabarnya?"

"Baik. Baik banget. Cuma kita frustasi aja nyari kamu," balas Arshad.

Shahra tertawa. "Al minta maaf."

"Gak papa. Kamu dimana?"

Shahra menyatukan alisnya dan mengigit jari telunjuknya. "Dunia."

Mereka mendelik. "Maksudnya lokasinya."

"Di.... Ada deh. Nanti Al bakal balik. Doain aja," ucap Shahra seraya bangkit.

"Mau kemana?"

"Ngambil coklat." Shahra beranjak pergi. Selang beberapa detik ia kembali duduk dengan membawa satu batang coklat.

"Coklat terus!" ucap sepupunya dengan kompak. Shahra tertawa. Kemudian, ia melihat Hara yang langsung berlari keluar. Rachel, Meta, istri Arfeen, istri Arham, istri Arshad, dan Adsilla mengejar Hara.

"Per favore, digli che non sono affatto arrabbiato con lui. Io lo amo così tanto," ucap Shahra sambil menarik sudut bibirnya.

Arka, dan yang lainnya mengangguk. Mereka paham apa yang Shahra ucapkan.

Anisa menatap Shahra dengan mata yang berkaca-kaca. Ia sangat merindukan Shahra. Sangat. Apalagi ia ikut memfitnah Shahra.

"Mamah minta maaf, Al," ucap Anisa.

Shahra tersenyum hangat. "Tak apa."
Senyumnya luntur saat melihat Elfathan sibuk sendiri dengan ponselnya dari tadi.

"Lo gak seneng gue telfon bang?" Mereka langsung menoleh pada Elfathan.

SHAHRAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang