86. Keinginan Lama - SHAHRAY

1.4K 96 11
                                    

Ciao a tutti 👋

Gimana kabarnya? Sehat selalu untuk kalian semuanya 😁

Jangan lupa, bintangnya diklik ⭐😁

Happy Reading!!!!

•|•

"Aku bangga dan bahagia memiliki orang tua seperti mamah dan papah. Jika kehidupan selanjutnya ada, aku ingin menjadi anak kalian lagi dan semoga kalian mau menjadi orang tua ku lagi."

Shahra Aldercy Vredo

•|•

Rayyan sedang bersiap-siap untuk menjemput Shahra pergi bersamanya. Ia memakai baju polos hitam, dibaluti jaket denim putih, celana hitam, dan sepatu putih. Ia keluar dari kamarnya. Saat menuruni tangga ia berpapasan dengan Chairi.

"Wihhh. Mau kemana bang? Wangi banget Lo," ucap Chairi saat parfum yang Rayyan pakai masuk ke dalam indra penciumannya.

"Mau ketemu calon ipar Lo," balas Rayyan seraya mengacak rambut Chairi dan melanjutkan langkahnya.

"Dad, mom, opa, Oma, Ray pamit mau pergi sama Al ya," ucap Rayyan sambil menciumi punggung tangan mereka.

"Wangi banget kamu," ujar Marcel.

"Iyalah. Biar Al enggak kebauan."

"Iya enggak kebauan, tapi mabok cium parfum kamu," balas Aurel yang dihadiahi tawa Nolan, Rora, dan Marcel.

Rayyan merengut. "Kok mommy gitu sih?"

"Hahaha. Ya abis kamu wangi banget. Yaudah sana. Nanti Al nunggu lama Loh," ujar Aurel.

"Oke. Rayyan yang tampan ini pamit ya. Assalamualaikum." Rayyan beranjak pergi sambil melambaikan tangannya.

"Waalaikumussalam."

👥

Shahra yang berada di rumahnya juga sudah siap. Ia sedang menunggu Rayyan di taman depan rumahnya. Sambil menunggu Rayyan, Shahra berkirim pesan dengan Largi dan Arjuna. Untuk menanyakan kabar perusahaan. Shahra menoleh saat ada orang yang duduk disampingnya. Ia melihat Meta disana.

"Kenapa nek?" tanya Shahra seraya menyimpan ponselnya di saku.

"Kamu mau kemana?"

"Jalan sama Ray. Kenapa? Nenek mau nitip sesuatu?"

Meta menggeleng dan mengusap bibir Shahra. Shahra terkejut, ia langsung menatap tangan Meta. "Bibir mu sangat mirip sekali dengan suamiku." Meta tersenyum, yang membuat Shahra ikut tersenyum. Ia memegang tangan Meta dan menurunkannya.

"Maaf belum bisa menjadi seperti yang nenek mau ya. Al minta maaf," ujar Shahra yang membuat Meta tersentak.

"Saya yang harusnya minta maaf. Saya yang bany----"

"Nenek gak pernah salah. Al yang salah," serobot Shahra dengan tersenyum tipis. Meta hanya menghela nafas dan pamit pergi. Shahra menatap kepergian neneknya dengan tatapan sendu.

SHAHRAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang