Pagi ini adela lagi-lagi di tahan oleh anak osis di lapangan,sedangkan Tasya dan Malika sudah di beri izin terlebih dahulu untuk masuk karena tidak melanggar peraturan.
"Kak Adela maaf,kali ini kak adela dikasi hukuman karena tegurannya sudah 3 kali kak," Ucap Nadia lembut.
Adela memutar bola matanya malas. "Rambut-rambut gue kenapa lo yang sewot," Balas Adela bersidekap dada.
"Kak kita sebagai anggota osis harus menjalani tugas kami," Timpal Dila sahabat Nadia.
"Trus?. Gue harus bilang wow gitu kalau lo jalanin tugas lo?"
"Kakak kok gitu sih,kita bicara baik-baik loh," Timpal Dila terlihat sudah tersulut emosi.
Adela tersenyum miring "Kenapa emangnya?. Itu sifat sebenarnya gue. Daripada masang muka dua, kan munafik," Sindir Adela santai yang di hadiahi kekehan beberapa siswa yang ikut di tahan.
"Hajar Del," Sahut Kania senior kelas XII yang juga di tahan disana karena antributnya tidak lengkap.
"Kalian sudah kenal gue. Mau lo bilang 1000 kalipun buat hukum gue. Gue gak sudi jalanin hukuman dari anak osis yang anggotanya penuh dengan orang munafik. So, kalian seharusnya tahu posisi di sekolah ini," Pungkas Adela lalu mendorong Dilla dengan bahunya.
"Yee masih kelas X juga sok-sokan mau berkuasa. Lo kira kita bakalan jalanin hukuman kalian. Hahaha buang waktu aja kita," kata Kania lalu terkekeh bersama sahabatnya.
"Cih. Anggotanya penuh sama orang-orang yang suka urusin hidup orang," Sarkas Rifal senior yang di kenal nakal dan langsung pergi dari sana.
"Dila gimana nih aku takut di marahain sama kak Fikar," Ucap Nadia kahwatir.
"Kita kan gak salah, yang salah itu kak Adela," tangkas Dila dengan entang yang di angguki beberapa anggota osis yang lain.
"Eh semua siswa yang tidak menaati peraturan dimana yah?" Tanya Fikar yang baru datang dari kamar mandi.
Semua anggota Osis saling melempar tatapan. "cerita aja sama gue,"
"Itu kak. Kak Adela sama kak kania berulah lagi" Pungkas Dila langsung.
Fikar mendesah berat. "Trus kenapa kalian gak coba tahan mereka?. Padahal kalian disini banyak loh daripada mereka yang hanya 8 orang,"
Dila tidak bisa lagi mengeluarkan kata-katanya. "Saya akui mereka salah tapi kalian disini anak osis yang harus bertindak lebih tegas. Jangan hanya diam dan cuman ngandelin saya buat hukum mereka," ucap Fikar tegas namun wajahnya masih terkesan santai.
"Besok-besok gak usah jaga kalau kalian cuman bisa ngadu sama saya," putusnya lalu melenggang dari sana.
•••
Kebiasaan Adela dan sahabatnya jika sesudah dari kantin mereka akan nongkrong di koridor. Seperti sekarang ini.
Tawa Adela dan sahabatnya berhenti di koridor ketika melihat rok Adela di tumpahi air oleh orang yang Adela kenali
"Maksud lo apa?" Bentak Tasya lantas berdiri.
"Maaf kak aku gak sengaja," Ucap adik kelas itu.
Adela menggertakkan giginya lalu mendorong bahu adik kelas yang berani melawannya.
" Gue tahu lo sengaja," tukas Adela tajam.
"Aku gak bohong kak," Elaknya
"Heh kita tahu lo bohong. Emang mata lo beler apa gimana hah?. Lo lihat sendiri koridor disini luas. Gimana caranya coba air ini langsung ketumpah ke rok sahabat gue kalau bukan lo sengaja" Sarkas Vanya menunjuk-nunjuk Adik kelas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
11/12
Teen FictionKau bertanya kenapa aku bisa mencintaimu?. Jawabannya adalah aku tidak tahu. Yang kutahu hanya kau gadis pemilik mulut pedas yang bisa membuatku bergetar. Kau pernah mengatakan aku laki-laki yang hanya memikirkan bagaimana cara menyelesaikan semua r...