Adela mengumpat dalam hati melihat Vanya yang bergelayut manja pada Alka di koridor. Kalian tahu pasti dimana ada Alka di sana ada Fikar dan karena keberadaan fikarlah membuat Adela semakin memikiran tentang kejadian memalukan tadi malam.
"Loh Del tumben lo gak ngeluarin mulut berbisa lo," Adela berdesis ingin mencakar mulut Bima.
Adela tersenyum paksa. "hahah gue lagi puasa," Kekehnya dan kini pandangannya beralih pada Fikar yang sialnya Fikar juga menatapnya.
Adela lebih dulu membuang pandangannya," Vanya ayo kekantin. Nanti kita gak dapat tempat duduk kalau kita lama"
Vanya enggan melepaskan tangannya dari lengan alka. " Al kita kekantin bareng yuk,"
Adela menggigit bibir bawahnya keras karena Vanya yang sama sekali tidak mengerti dengan kodenya.
"Gak," jawab alka.
Adela bersorak dalam hati karena Alka yang seperti ada di pihaknya dan Adela bertekad tidak akan memaki Alka dengan mulut bisanya untuk beberapa minggu karena Alka sudah menyelamatkannya.
"Ih harus Al. Kamu pasti mau berduaan sama upil babu itu ya," ucap Vanya memicingkan matanya curiga.
"Pokoknya kamu harus kekantin sama aku. Kalau enggak aku bakalan ngadu sama bunda," ancam Vanya dan akhirnya mau tidak mau alka mengikuti Vanya diikuti sahabat Alka juga tentunya.
"Sialan"
Sudahlah adela menarik kembali ucapannya dan tetap akan memaki Alka nanti dengan mulut bisanya.
•••
Baru kali ini fikar duduk dengan tidak tenang bersama adela. Biasanya fikar hanya santai tidak menanggapi perkataan Adela yang selalu menghinannya dan sekarang Adela hanya diam dan sama sekali tidak seperti biasanya.
"Ini gara-gara mata jelalatan gue" umpat Fikar dalam hati
"Fikar," panggil Vanya.
"Iya kenapa Vanya?" Tanya fikar sedikit terpesona melihat vanya yang tersenyum padanya.
"Lo pasti pesan pangsit kan" tebak Vanya dan Fikar mengangguk antusias karena vanya mengetahui salah satu makanan favoritnya.
"Nah gue benar kan. Soalnya lo sama Adela kan 11/12 kata nyokap lo, otomatis makanan favorit kalian sama," seru Vanya membuat hati Fikar yang berseru senang kini terjatuh.
Adela melirik Fikar, "ish enak aja," ketus Adela tidak terima.
"Ih Adela kan memang benar, kata vanya kemarin Adela sama Fikar itu saling suka," celetuk Malika tiba-tiba.
"APA!!!" Pekik Adela dan Fikar bersamaan membuat meja mereka menjadi bahan fokus semua orang.
Adela dan Fikar menunduk dalam karena malu. "ih lucu banget. Mereka malu-malu kayak tai kucing kata tante hesty,"
Vanya tersenyum malu-malu dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang Alka setelah mengatakan itu.
"Vanya," tegur Alka datar.
"Mereka berdua lucu sih. Kalau ginima kita double datenya barengan aja nanti. Gue sama Alka. Adela sama Fkar. Malika sama fahri dan tasya..... sama Bima,"
Bima melotot tidak terima " Idih enak aja gue sama singa betina kayak dia. Dih," Sewot Bima
"Gue juga ogah kali sama Bima sakti perut penuh lemak kayak lo," balas Tasya tak kalah sengit.
"Tapi kalian cocok. Kalian nanti bisa uwuw-uwuwan kayak gue sama Fahri," sahut Malika lalu menyenderkan kepalanya pada bahu Fahri dengan manja.
"Dasar alay," cibir Bima yang memang sejak tadi sudah misu-misu sendiri karena Vanya yang terus menjodohkannya dengan Tasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
11/12
Teen FictionKau bertanya kenapa aku bisa mencintaimu?. Jawabannya adalah aku tidak tahu. Yang kutahu hanya kau gadis pemilik mulut pedas yang bisa membuatku bergetar. Kau pernah mengatakan aku laki-laki yang hanya memikirkan bagaimana cara menyelesaikan semua r...