Pagi hari di SMA Gerhana, di atap sekolah terdapat anak-anak yang tengah berkumpul dengan sesekali bercanda. Namun dua dari mereka terlihat lesu tak bersemangat.
"Kusut amat tuh muka, kenapa?" Seru Ridho.
Dean dan dian kompak menghela nafas "Tanpa gue ngomong lo harusnya peka!" Ucap Dian.
Kaftan yang awalnya berada di ujung kembali bergabung setelah menghabiskan satu batang rokok nya "Adek gue masih hidup kan?"
Dean mendelik tak terima melempar sepatunya tepat ke arah Kaftan, cowok itu meringis "Anjir serem amat! Cuman nanya elah."
"Pertanyaan lo gak ada akhlak setan!" Timpal Dian.
Alice yang ikut juga dalam perkumpulan mereka bingung "Memangnya Anya kenapa?"
"Sakit, kemarin Anya dikunciin di kamar mandi" jawab Nova.
Alice menoleh "Ya ampun! Kasihan, tapi Anya gak papa kan?" Wajahnya sangat khawatir.
"Gak papa kok cuman demam aja." Kini suara Dean yang menjawab.
"Semoga cepet sembuh ya~!"
"Makasih ya Alice."
Tak tau saja Alice hanya berpura-pura bersimpati dia merasa menang kali ini. 'Anya, kali ini gue yang menang!'
______
Di sisi lain Anya terlihat sangat bosan, sejak pagi dirinya hanya berbaring dan tidur. Memang menyenangkan seharian hanya diam di tempat tidur tapi lama-lama dia juga merasa bosan.
Ayah dan bundanya melarang untuk sekolah selama 1 minggu. Padahal lukanya tak terlalu parah— hanya tangan dikecualikan.
"Ahh~ bosen. Gak ada yang mau hibur gue gitu!" Ocehnya pada udara hampa.
Tiba-tiba ponselnya berdering cepat dia lihat ternyata Reina mengajaknya melakukan video call, tanpa basa basi Anya mengangkat.
"Reina~!"
Dia merengek layaknya bayi.
Di layar ponsel itu terlihat wajah Reina dan Lauren.
"Bayi gue~ bosen ya... kasihan"— Reina
"Cepet sembuh woi, kelas sepi gada lo."— Lauren
"Cih, gak percaya gue!! Ngomong aja gak ada gue lo gak bisa nyontek!" Anya terkekeh melihat wajah kesal Lauren di seberang sana.
"Pangeran kodok lo yang lebih kasihan. Miris gue liatnya, padahal baru sehari lo gak masuk"— Reina
"Pangeran kodok? Siapa anjir, gak kenal gue!"
Reina tak menjawab layar ponsel berputar tak tentu bahkan terdengar suara bising. Samar-samar Anya mendengar suara Reina yang tengah berteriak disusul suara anak kelas lainnya.
"Rei, Lau, woi kalian dimana?!"
"Eh sorry Nya ada yang ngamuk tadi, oiya tadi gue sempet nanya sama Kak Dian boleh gak jenguk lo tapi gak dibolehin masa~!"- Reina.
Anya tertawa "sabar, katanya gue bisa di jenguk kalo udah 4 harian. Gitu sih kalo kata orang rumah, maka dari itu gue bosen banget!"
"Yaahh~ ya udah kita jenguk nya setelah lo bener-bener sembuh— anjir lo apa-apaan sih!!"- Reina.
"Woi Siska, punya masalah apa lo sama gue?!"- Reina.
"Kampret lo cewek ganjen! Gue tendang ke rawa rawa juga lo"- Reina.
"Lo mau nyingkirin gue? Gak bisa tsaayyy!"- Reina.
"Tolol banget lo! Jangan ngarep lo, kak Ridho cuman punya gue!"- Reina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Character's [END]
Romance[16+] Jihan tiba-tiba masuk ke dalam sebuah novel di mana ia menjadi tokoh antagonis yang akan berakhir menyedihkan. Ia tak punya pilihan lain selain merubah alurnya dan membuat isi dari novel itu kacau karenanya. Perannya pun berganti, Jihan bahk...