55

12.2K 1.2K 12
                                    

Deg!!

"...ang."

"...yang!"

"Sayang!"

Jihan, gadis itu terlihat seperti orang linglung saat ini dadanya bergemuruh kencang. Dengan panik ia meraba seluruh bagian tubuhnya matanya berkaca-kaca siap menunpahkan air mata. Hingga sebuah pelukan menyentak kesadarannya.

"Hey, tenang ya.. aku di sini oke." Bahkan elusan lembut yang mampu menenangkan Jihan yang dilanda panik. Namun seperkian detik berikutnya Jihan sadar akan satu hal, kepalanya mendongkak "siapa?"

Terlihat laki-laki itu memincing "kamu jangan bercanda!" Dia terlihat marah, tangannya ditarik keluar dari kamar ya Jihan baru sadar sejak tadi ia berada di kamar asing bersama laki-laki asing pula.

"He-hei kita gak saling kenal kan? Gue sama lo?!" Jihan menyentak pelan tangannya "sekarang jawab, lo siapa?"

Belum sempat merespon kini jihan merasakan punggungnya sakit akibat terbentur dinding dingin cukup kencang. "Aku kamu, Jihan!"

Jihan kembali ciut aura laki-laki itu cukup mencekam sama seperti Lian!

Tunggu tadi dia bilang Jihan? Dia Jihan bukan Anya? Jihan menutup mulutnya mendorong menjauh laki-laki itu dan pergi ke kamar tak lupa ia mengunci pintunya. Tubuhnya meluruh ke lantai, kedua kakinya ia tekuk lantas memeluk tubuhnya sendiri.

"Apa yang terjadi? Gue Jihan?" Tak ingin terus menerka Jihan lantas berdiri mencari cermin dan berdiri di sana "GUE JIHAN?!"

Dok.. dok.. dok..!

"Sayang buka pintunya!!"

Kepalanya menoleh "siapa lagi itu cowok?! Mana manggil sayang segala lagi, ganteng sih tapi serem!" Jihan merinding di buatnya memang benar aura Lian dengan laki-laki tadi hampir mirip mereka sama-sama mengerikan!

"Ini bener muka Jihan, ini gue? Jadi apa selama ini gue cuman mimpi? Gak mungkin, semuanya terlihat nyata apalagi rasa sakit juga ciuman...?!!"

Jihan menggerutu kepalanya kosong saat ini "ini gue lagi di prank apa? Kalau gitu kameranya mana?" Jihan mulai menelusuri seluruh bagian kamar mencari letak kamera tapi sayang ia tak menemukan benda kecil itu. Hingga tatapannya terpaku pada sebuah figura kecil di atas nakas dekat kasur "i-i-itu foto gue sama cowok serem?!!"

BRAKK!!

"Uwaaa!" Jihan terlonjak saat pintu kamar di dobrak dan segera menampilkan laki-laki tadi "ha-hai hehe."

Dia terlihat khawatir, Jihan berdehem pelan berjalan lambat "em.. jadi gini gu- aku kayaknya sedikit pusing— HEII!"

Jihan diangkat refleks kedua tangannya melingkar di lehernya. Laki-laki itu meletakkan Jihan di atas ranjang memyelimutinya sampai leher "kamu bikin aku khawatir Jihan!" Lalu kecupan ringan mendarat di matanya.

"Kalau begitu istirahat lah, aku menyayangimu."

Hati Jihan berdesir hangat apalagi saat dia tersenyum ugh, damage nya gak ngotak!! Jihan mengangguk "em.. makasih" ini tulus beneran.

Dia pergi dan Jihan meratapi nasibnya matanya kembali kosong sekelebat kenangan tentang ia yang masuk ke dalam sebuah novel, berputar. Kenangan nya bersama keluarganya sebagai Anya, sahabatnya, lalu Lian, Jihan dibuat ketakutan saat ingatan terakhirnya melihat bahwa Lian dalam keadaan tak baik-baik saja.

Ia tak peduli pada Nova si karakter jahat! Matanya memincing menggigit kesal selimutnya "Nova bangsat! Gue kesel sama cowok brengsek kayak dia!"

Tak lama setelahnya Jihan menangis merenungi semua hal yang dilalui nya selama ini, jika ini hanya mimpi apakah semua afeksi, kenangan juga perasaannya pada Lian juga hanya semu?

Cukup sulit untuk saat ini Jihan menahan gejolak emosinya, perasaan rindu mendesak masuk saat lagi-lagi Lian muncul dalam pikirannya. Dan juga semua ini terasa sangat asing baginya, kamar ini, laki-laki tampan tadi juga perasan berdebar saat bersamanya, semua itu terasa asing namun ia juga tak bisa menyangkalnya.

Tok.. tok..

Jihan menoleh ke arah pintu balkon yang tertutup tirai panjang Jihan hanya acuh sampai suara itu terdengar kembali. Perlahan Jihan turun dari ranjang matanya menatap liar sekitar takut jika ada hantu?

"Jihan!"

Jihan terlonjak memegang dadanya kaget "si-siapa ya?" Suara itu muncul dari balik jendela.

"Buka pintunya" pinta suara itu, dengan ragu Jihan sedikit menyingkap tirai lalu membuka pintu sungguh di buat amat terkejut saat mendapati Anya di sana!!

Iya Anya, si karakter antagonis novel "I'm Not Monika" gila, kedua mata Jihan bahkan seperti akan keluar. "Lo... Anya?!!"

Gadis cantik itu tersenyum lalu mengangguk "iya, aku Anya hihi!"

Sekejap Jihan terpaku pada kecantikan Anya ia tak mengira selama beberapa bulan ia yang menempati tubuh itu? Eh "lo- lo kok bisa di sini?!!" Pekik Jihan.

"Gimana caranya? Bukannya lo itu tokoh novel? Terus selama ini gue gak mimpi? Jadi, jadi lo—"

Anya hanya tersenyum lantas mengangguk kecil "aku memang tokoh novel, menyebalkan mengingat akhir yang mengenaskan bagi ku!" Dia bersidekap sambil duduk di kasur, Jihan termangu dan lekas berjalan menghampiri.

"Sini, duduk samping aku!" Katanya riang.

"Jadi ini bukan mimpi?"

Anya menggeleng "apa yang kamu alami di sana semua nyata!" Anya memegang tangan Jihan "kisah tentang kamu dan Lian, semuanya nyata Jihan." Lanjutnya.

Jihan menunduk "lalu apa yang terjadi, kenapa gue bisa kembali?"

Anya menghela napas pelan "mungkin karena nyawa kamu berada di antara hidup dan mati."

"Ha? Kalo gue kembali terus... lo?"

"Karena aku tidak ingin kembali?" Dia mengendik lalu menatap mata Jihan "kamu pasti sudah bertemu dengannya kan? Laki-laki tampan dan gagah tadi!!" Anya memekik girang dan Jihan hanya meringis jika dipikir-pikir mereka sama-sama menyukai orang tampan.

"Iya."

"Namanya Atlassian, dia pacar ku atau kau Jihan!"

Ha?

Apa?

Pacar?

"Hah??! Pacar gue!"

Jihan panik "tapi gue gak pernah punya pacar, gue itu jomblo sejak embrio. Mana mungkin gue punya pacar..!"

Anya tertawa kecil "saat tubuh kita bertukar takdir yang mengikat kita juga ikut berubah. Kau dan aku, kau sebagai Anya dan aku sebagai Jihan." Anya menatap langit-langit "Jihan, kau tau kehidupan mu sangat menyenangkan, kau tinggal sendiri dan tak ada tatapan penuh kebencian yang mengarah pada mu."

"Meski awalnya aku kesulitan karena harus bekerja tetapi lama kelamaan aku sangat menikmati kehidupan mu Jihan, ini sangat menyenangkan!"

Jihan ikut tersenyum "benarkah? Ya tinggal sendiri terus melakukan apapun yang lo inginkan tanpa peduli pandangan orang lain. Tapi, terkadang gue merasa kesepian." Jihan tersenyum sangat lebar "Anya, saat gue jadi lo gue tau kehidupan yang lo jalanin di sana sangat berat, tapi keluarga lo, juga abang kembar buat gue merasa nyaman dan aman. Di tambah adanya teman-teman gue merasa gak kesepian lagi!!"

"Benarkah? Ya memang benar sih" keduanya lantas tertawa bersama.

"Anya, bagaimana bisa kita bertukar? Maksud gue dunia kita kan beda terus gimana caranya kita bisa-"

Anya mengangguk pelan "aku tau kebingungan kamu, emm.. dari mana ya aku menjelaskannya- akh!" Anya menatap Jihan "karena rasa simpati mu pada ku sebagai tokoh antagonis dan kau berpindah menggantikan ku, sementara untuk aku" Anya menunjuk dirinya sendiri "aku ingin bebas dan mengharapkan memiliki kehidupan di mana hanya ada aku sendiri. Karena itu buku novel itu menukar jiwa kita."

Jihan diam sedikitnya ia paham-

"Jihan!"

"Hn?"

_______
Tbc
_______

Gimana? Rasa penasarannya udah hilang kah?

Stupid Character's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang