"Mau kemana dek?"
Anya menoleh saat mendapati Dian yang baru saja turun dari tangga "mau ke depan, kenapa? Mau nitip bang?"
Dian menggeleng "enggak, hati-hati aja di jalan."
Anya mengacungkan jempolnya, dia keluar dari gerbang dengan langkah ringan sesekali berjingkrak-jingkrak, sesampainya di mini market Anya berjalan ke rak lemari pendingin mengambil 4 susu kotak rasa full cream lalu mengambil 2 kaleng soda, tak lupa beberapa camilan lainnya. Setelah dirasa cukup Anya pun pergi ke arah kasir guna membayar barang belanjaannya.
"Huaahh segerrr!!"
Anya tak melalui jalan tadi untuk pulang rasanya dia ingin berjalan-jalan malam jadilah dia memutar jalan, lagian ini masih jam 7, komplek perumahannya sangat aman. Dijamin seratus persen!!
Saat melewati tempat dimana anak muda biasa nongkrong Anya mendekat ke arah sana, dia agak penasaran. Anya pun duduk di sana melihat pertandingan basket yang tengah berlangsung sembari menikmati susu kotaknya, "ternyata nonton ginian seru juga ya."
Di sebelah lapangan kecil itu ada tempat yang biasa digunakan untuk bermain skateboard di sana pun tak kalah ramai, dirasa sudah cukup lama Anya berdiri mendekat ke arah tong sampah lalu membuang kotak susu yang sudah tak ada isinya.
Baru beberapa langkah dia menjauh ada sebuah tangan yang menariknya "mau kemana?"
"Apaan sih lo?!" Bentak Anya yang langsung melepaskan tangannya.
"Sensian banget sih lo sama gue, biasanya juga suka caper!"
Anya berdecak lagian kenapa sih dari sekian banyaknya tempat dia harus bertemu dengan Nova!!
"Dulu ya, itu dulu!"
Nova terkekeh "mau ikut gue gak?"
Mata Anya memincing "lo, kesambet?"
"Ck, enggaklah!!"
"Terus?"
"Mau nyobain naik ini gak?" Nova mengangkat sebuah skateboard di tangannya, entah kenapa Anya berbinar melihat itu tanpa sadar kepalanya mengangguk.
Nova membawanya ke sana, bisa Anya lihat banyak pemuda bahkan ada perempuan yang sangat mahir menaiki papan itu. Anya sangat ingin mencoba menaiki skateboard namun dia takut akan terjatuh dan parahnya wajahnya dulu yang menyentuh tanah.
"Lo tunggu di sini, liat gue." Ujar Nova, Anya menurut dia duduk bersila memperhatikan Nova.
Anya bersorak saat melihat Nova melintasi lintasan skateboard dengan mahir, terkadang di atas skateboard nya Nova melakukan sedikit atraksi dan lagi-lagi Anya bersorak heboh menyebut nama Nova.
"Gila, lo keren banget!" Anya berdiri di depan Nova.
"Mau nyoba?"
"Boleh?" Anya ragu namun Nova meyakinkan nya bahwa semuanya akan baik-baik saja, Anya menaruh kantung kresek nya lalu mengikuti arah Nova pergi— jangan lupakan tangannya yang dipegang Nova.
"Coba lo naik, pelan-palan aja. Gue pegangin kok."
Anya perlahan menaikkan sebelah kakinya di atas papan skateboard sementara kedua tangannya dipegang Nova, "dorong perlahan."
Anya menurut, papan skateboard mulai melaju pelan Nova sedikit berlari menyamakan dengan kecepatan skateboard yang di naiki Anya. Kedua kakinya sudah berdiri di atas papan, Anya merasa senang senyumnya tak pernah pudar.
"Gue lepas, setelah itu coba lo dorong agak kenceng" ujar Nova.
Perlahan pegangan Nova terlepas Anya bimbang namun dia mendorong kakinya agar laju skateboard melaju cepat, "kak Nova!! Gue bisa gue bisa!" Seru Anya saat seimbang di atas skateboard, Nova terkekeh kecil.
Kemudian Anya kembali mendorong skateboard nya agar lebih cepat, Nova tampak khawatir dia berlari mengikuti Anya. Dan benar saja tak lama Anya berteriak "NOVAAAAA GUE GAK TAU BERHENTIINNYA GIMANA!! TOLONGIN~ NOVA!"
Brukk!
"Anya!!"
Nova bergegas menghampiri Anya yang sudah jatuh terduduk "Nya, lo gak papa?" Raut wajahnya begitu khawatir.
"Ppfftt bwahahahahahahahhaha!"
"Nya jangan buat gue khawatir dong!"
Kepala Anya menggeleng dengan masih tertawa kencang, "gue gak papa aduh perut gue."
Nova menghela nafas lega dia ikut duduk di samping Anya yang masih berusaha menahan tawanya, wajah yang begitu berseri walau hanya terlihat oleh cahaya lampu, suara tawa yang renyah mengalun indah di telinga Nova.
Dia menikmati ekspresi bahagia Anya yang aneh karena jatuh tapi kenapa malah tertawa.
"Thanks ya kak udah ngajarin gue main skateboard walau berakhir gue jatoh gini."
"Gue siap kok ngajarin lo kapan aja" Tangan Nova menyingkirkan anak rambut Anya yang menghalangi matanya.
Anya terkesiap bangkit berdiri dengan kikuk tagannya menepuk-nepuk celana panjang yang agak kotor "gue pulang duluan, udah malem. Bye-bye!"
Nova tak mengejar atau sekadar membalas dia sibuk memandangi Anya yang seperti salah tingkah "lucu, Anya gue harap lo nggak akan pernah mirip sama Monika, selamanya!"
____
Anya menggaruk rambutnya frustasi, dia ingat salah satu adegan dalam novel sesaat setelah dirinya masuk ke dalam kamar.
Seharusnya adegan dimana Nova bermain skateboard adalah adegan dimana Alice meminta diajari, tetapi karena mereka sudah putus tempat yang seharusnya ditempati Alice malah diisi oleh Anya. Dan lebih mengejutkannya lagi adalah Nova sendiri yang menawarkan diri dan Anya dengan bodohnya malah menerima.
Anya berjalan keluar kamar menuju balkon kamarnya angin malam langsung menerpa tubuhnya yang hanya terbalut kaos tipis "hhah~ tiba-tiba gue kangen kehidupan gue dulu."
Tentunya kehidupannya sebelum menjadi Anya, "sejauh ini apa yang udah gue lakuin bener-bener berpengaruh terhadap jalan cerita novelnya, kalau sejak awal gue bertindak selayaknya antagonis maka mau gak mau gue harus dihadapkan dengan kemungkinan terbesar yaitu—"
Anya menghela nafas berat "—kematian kedua orang tua Anya juga Anya yang mendekam di rumah sakit jiwa!!"
Anya masuk ke dalam kamar menutup pintu balkon dan bergegas tidur tak lupa mematikan saklar lampu, sebelum tidur Anya selalu berharap bahwa apa yang telah terjadi hanyalah mimpi semata.
Dan saat dirinya terbangun dia bukan menjadi tokoh antagonis bernama Anya, tapi Jihan anak yatim piatu yang tinggal di kamar kecil kost-san nya.
Namun sudah berapa kali dia harus menelan pil pahit saat terbangun dia masih menjadi Anya, dan kini ia sudah sadar bahwa sejak awal ia datang dan menggantikan Anya semua alur tak akan sama. Meski begitu bolehkah ia berharap takdirnya sebagai antagonis berubah?
________
Tbc
________
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Character's [END]
Romance[16+] Jihan tiba-tiba masuk ke dalam sebuah novel di mana ia menjadi tokoh antagonis yang akan berakhir menyedihkan. Ia tak punya pilihan lain selain merubah alurnya dan membuat isi dari novel itu kacau karenanya. Perannya pun berganti, Jihan bahk...