Kedua matanya bergerak liar tak tentu arah gugup sekaligus takut menghantam hatinya, meneguk ludahnya pun susah. Bagaimana tidak jika wajah Lian kini tepat di depannya.
'Mleyot gue mleyot ganteng banget nih manusia satu! Please~!'
Anya berdehem dengan kepala memiring kaku "Li-lian hai!"
Cowok itu nampaknya masih belum bergeming dari tempatnya, hei Anya lemah dengan posisi seperti ini. Bayangkan saja tiba-tiba tanganmu ditarik ke tempat sepi lalu di pojokkan diantara kedua tangannya yang berotot, lalu wajah tampannya yang bisa dilihat dari jarak beberapa senti!!
'Gila anjir! Di kehidupan gue dulu pasti gue tentara perang yang rela mati demi menyelamatkan populasi orang-orang tampan, makanya hidup gue dipenuhi cogan!'
"Lian, gue mau ke kelas... nanti—"
"Maaf!"
Anya terdiam seketika, telinganya sedang tidak tersumbat apa-apa jadi apakah orang di depannya kini sedang meminta maaf padanya? Anya menoleh menatap Lian tepat dimatanya "kenapa? Lo buat salah sama gue?"
Dia menunduk namun alangkah kagetnya saat Lian malah menyandarkan kepalanya di bahunya, entah ke apa Anya merasa wajahnya begitu panas di tambah jantungnya berdetak tak tentu.
"Maaf. Gara-gara gue lo terluka" suaranya lirih namun Anya masih bisa mendengar ketulusan cowok itu.
Entah keberanian dari mana Anya menepuk punggung Lian pelan "kenapa lo yang minta maaf sih, lagian masalahnya udah selesai kali" benar, lagipula itu sudah berlalu 2 hari yang lalu. Dimana kepala sekolah memutuskan untuk mengeluarkan Cecil dari sekolah— istilahnya di drop out! Sementara untuk kedua temannya memilih untuk pindah.
Awalnya pihak sekolah memberikan libur 1 minggu, namun karen bosan Anya malah pergi sekolah. Anya tuh orangnya gampang gabut dan lagi-lagi, ingat lagi-lagi hari ini pertama masuk sekolah kembali Lian lah orang yang pertama kali menemuinya. Namun di waktu yang berbeda, Anya yang tengah izin ke toilet lalu tiba-tiba mendapat tarikan dari Lian.
Canggung, suasananya begitu canggung bagi Anya. Lian masih setia di tempatnya hingga dia mengangkat kepalanya dan menyatukan kening mereka. Catat menyatukan, yang berarti jarak keduanya sangat dekat!!
Sibuk dengan pikirannya Anya tak menyadari jika Lian kini tengah memiringkan kepalanya hendak meraih sesuatu di sana.
Cup!
"Maaf Anya!"
Anya meradang, kedua pupilnya bergetar "lo-lo maksud lo apa?"
Walau bukan tepat di bibir hanya di sudutnya tetap saja itu sebuah ciuman!! Gila kenapa gak di bib— eh maksud Anya di pipi atau di kening gitu loh. Jangan overthingking dulu kawan.
"Anya, lo berhasil buat gue jatuh! Dan selamat lo juga berhasil bikin gue gak bisa berhenti mikirin lo" tatapan matanya yang tajam penuh ambisi.
Anya melotot maksud ucapan Lian ini apa?
'Entah bagaimana caranya lo harus jadi milik gue, Anya!'
Lian mengerti Anya tak bisa memahami apa yang dikatakannya, ada setitik kekecewaan menyadari ketidak pekaan pujaan hatinya. Melihat wajah penuh kebingungan milik Anya membuat Lian terkekeh lalu mencubit pipi itu "lo jangan lucu dong, nanti gue tambah suka gimana?"
Ha?
Gimana?
Apa?
Kenapa?
"Maksud lo? Gue jelek gitu?"
Lian menggeleng tanpa melepaskan cubitannya "gak gitu Anya."
"Ya terus apa?!"
"Lo cantik!"
Deg!
Kedua mata Anya bergetar, kenapa ia jadi salah tingkah begini? Aneh, sangat aneh
Gak mungkin kan Anya suka Lian?
Anya bergegas pergi meninggalkan Lian, disepanjang jalan Anya sibuk memegangi dadanya yang bergemuruh "inget Lian itu cuman tokoh fiksi, jangan malah jatuh cinta sama dia!"
Lain di mulut lain di hati bukan, itu sudah sering terjadi. Anya hanya ingin mengetahui bahwa jika pun ia berubah dan melawan arus jalan cerita akan tetap berakhir happy ending dan mungkin setelah cerita selesai bisa jadi ia kembali ke dunianya.
____
BRAK!!
"UDAH GUE BILANG JANGAN DEKETIN ANYA ANJING!!"
Xean menatap marah pada Lian tangannya sudah mencengkram kuat kerah seragam Lian. Keempat temannya yang lain hanya memandang Xean malas, datang-datang ke kelasnya dengan amarah besar. Ini bukan pertama kalinya, pada saat Anya terluka karena Cecil yang cemburu akan kedekatannya dengan Lian.
Xean juga datang ke kelas Lian dan langsung melayangkan pukulan. "Lo gak dengerin peringatan gue, jauhin Anya!"
Lian hanya menatap datar Xean lantas tangannya menghempas cengkraman Xean "gue gak mau."
Xean semakin marah kakinya menendang meja di sana untung saja di kelas itu hanya ada para Pikachu saja. Mulut Lou membulat sempurna "wwoooo santai bro!"
"Wes meja gue tuh monyet!" Seru Pj tak terima.
"Aduuhh jangan rebutin dede dong~ takuutt" Edd mempoutkan mulutnya dan Yeye memandang jijik Edd.
Lantas Pj maju menengahi keduanya lantas tiba-tiba "bro, gue mau ngaku. Sebenernya gue suka sama Anya!"
Baik Xean dan Lian keduanya menatap tajam Pj, kepalan tangan keduanya hampir menyentuh masing-masing pipi Pj namun "FIKS KALIAN BERDUA SUKA SAMA ANYA!"
'Anjir hampir muka glowing gue kena bogem!' Batin Pj bergidik ngeri.
"Haha hahahaha ahah." Pj tertawa hambar.
"Goblok!" Maki Lou.
Matanya melirik kanan kiri "hehehe peace brother gue becanda doang, Anya cantik siih. Tapi gue gak suka sama dia kok, masih mau hidup gue." Pj mundur dan langsung bergelayut manja di tangan Lou yang langsung mendorongnya hingga terjatuh.
"Anjir Lou bangsat!!"
Kembali pada Xean dan Lian, aura permusuhan dari keduanya tampak begitu kentara terlihat. Lian maju berdiri dengan angkuhnya "gue selangkah lebih maju dari lo, jadi yang seharusnya mundur itu lo bukan gue!" Tak ada emosi dalam ucapannya namun bisa membuat Xean memgeraskan rahangnya.
"Bangsat!!" Dia pergi keluar tanpa perlawanan apapun.
Lian menatap jendela yang mengarah ke luar di lapangan sana terlihat Anya tengah duduk dengan kedua temannya sambil menonton pertandingan basket, melihat kedua sudut bibir itu tertawa membuat amarah Lian mereda dengan sendirinya.
Yeye, Edd, Lou, dan Pj memperhatikan pandangan Lian kompak mereka menghela nafas kasar "calon bucin guys!!"
________
Tbc
________
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Character's [END]
Romance[16+] Jihan tiba-tiba masuk ke dalam sebuah novel di mana ia menjadi tokoh antagonis yang akan berakhir menyedihkan. Ia tak punya pilihan lain selain merubah alurnya dan membuat isi dari novel itu kacau karenanya. Perannya pun berganti, Jihan bahk...