59

16.7K 1.3K 10
                                    

Anya memapah Lian masuk ke dalam kamarnya lalu menidurkan Lian di atas ranjang yang sudah lama tidak dia tiduri, hari ini Lian resmi pulang dari rumah sakit. Anya sejak tadi sangat terlihat sibuk dengan kepulangan pacarnya itu, Lian hanya bisa menggeleng sambil tersenyum tipis.

"Aku mau ke luar dulu, ambil makanan oke."

Anya pergi meninggalakan Lian di dalam kamar, dilihat Lian tengah menatap datar ke arah atas sambil beberapa kali terdengar helaan napas kasar. Lian tengah memikirkan hukuman yang akan dia terima akibat perbuatannya, tetapi Lian sama sekali tak merasa bersalah telah membunuh Nova.

Masa pengabdian, itu yang akan menjadi hukuman Lian. Ya, sebagai ganti dari hukuman kurungan penjara. Lian harus rela mengabdi pada negara selama 5 tahun lamanya untuk menggantikan masa tahanannya. Setelah banyak pertimbangan ditinjau dari kesalahan yang Nova perbuat dari mulai pembunuhan, penculikan, hingga kekerasan maka Lian mendapat keuntungan dari semua itu. Apakah dia sanggup menjalani hubungan jarak jauh dengan Anya? Ah sepertinya agak sulit mengingat jika pacar cantiknya itu mudah dirindukan.

"Lian."

Anya mendekat sambil membawa nampan berisi bubur "setelah kamu selesai makan, ada hal yang ingin aku beritahu sama kamu. Tentang siapa aku sebenarnya!!"

"Oke."

Kini Lian menatap Anya yang duduk di depannya dengan kedua tangan saling tertaut, raut wajahnya menggambarkan kebimbangan, rasa takut, dan juga khawatir. Lian mengulurkan tangannya menyentuh pipi Anya "katakanlah, aku ingin dengar semuanya."

"Aku bukan Anya!" Kepalanya tertunduk tak ingin menatap Lian ia takut jika melihat raut kecewa, sebenarnya bisa saja Anya tak mengatakan kebenarannya. Biarlah ini menjadi rahasia dirinya sendiri namun, Anya memilih opsi lain yaitu memberi tahu kebenarannya pada Lian.

"Tatap mata lawan bicara mu, Anya!"

Anya sedikit tertegun, nada dingin dan tegas milik Lian membuatnya ketakutan detik itu juga. Dengan ragu Anya mengangkat kepalanya— ah Anya ingin menangis rasanya. Tekanan yang Lian berikan terlalu kuat dan menyesakkan.

"Jelas kan!"

Helaan napas panjang mengawali ceritanya, di mulai dari ketika Anya sadar bahwa ia masuk ke dalam sebuah novel yang baru dibacanya, di lanjutkan dengan rencana menjauhi Nova, lalu tokoh utama lainnya. Namun, ia malah berakhir dengan Lian yang notabenenya adalah seorang antagonis.

Lian mendengarkan setiap ucapan yang meluncur dari mulut Anya, sedikit sulit di percaya namun Lian sebiasa mungkin untuk percaya. Lalu cerita berakhir saat Anya kembali ke tubuh aslinya sebagai Jihan, lalu bertemu Anya dan mereka sepakat untuk bertukar kembali. Cerita berakhir dan keheningan menuntun keduanya di kamar temaram itu, Anya menggigit bibirnya matanya berkeliaran di bawah sana.

Ah, mungkin memberikan waktu sendiri untuk Lian adalah pilihan yang tepat. Maka dari itu Anya pamit pergi tetapi belum juga turun Lian sudah menariknya, sehingga membuat tubuh Anya limbung di atas ranjang dengan Lian di atasnya.

"Jadi... kedua peran antagonis ini berubah menjadi peran utama begitu?"

Anya melongo mengerjap pelan "a- ya, em, iya?"

Lian tertawa membuat Anya terpesona, iya ganteng banget.

'Manis banget!'

Eh tapi, tunggu kenapa Lian tak marah padanya?

"Em, Lian? Kamu gak marah?" Anya bertanya dengan ragu.

Lian hanya diam sebelum menjatuhkan tubuhnya di atas Anya memeluk pacarnya erat, menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Anya begitu saja. "Tidak, aku malah senang kamu jujur sama aku. Dan terima kasih sudah mau kembali, Jihan."

Stupid Character's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang