Ini semua gara-gara Lian yang mengajaknya bolos waktu itu, memang tidak semua salah Lian tetapi jika saja Lian tidak membawanya ke Class-sic dan berakhir Anya yang ketiduran mungkin ia tidak akan melewatkan ulangan Matematika.
Dan Anya diharuskan mengikuti ulangan susulan. Pak Togar, guru Matematika menyuruhnya untuk datang ke kelas XI Ipa 1 di mana Pak Togar berada saat pergantian jam ke empat.
Dengan langkah lesu Anya berjalan menuju kelas tersebut dan melupakan satu fakta jika Lian dan para Pikachu berada di kelas tersebut, saat Anya sudah berada di depan pintu ia mengetuk beberapa kali hingga membuat atensi para murid termasuk Pak Togar sendiri mengarah padanya.
"Oh Anya, silahkan masuk!"
Anya tersenyum canggung dan masuk langkahnya terasa berat "ini soalnya, waktu untuk pengerjaannya satu jam pelajaran. Mengerti?" Pak Togar memberikan kertas ulangan pada Anya.
"Iya pak."
"Kamu bisa duduk di kursi kosong sana." Pak Togar menunjuk bangku kosong yang berada di depan secara kebetulan bangku itu kosong karena yang punya bangku tengah sakit. Anya mengikuti arah tunjuk Pak Togar dan di buat terkejut saat melihat Lian tengah melempar senyum padanya.
Anya mengangguk kaku lalu berjalan ke arah bangku dan duduk di sana, lalu pelajaran kembali di mulai dan Anya fokus pada soal ujian di depan nya. Hingga suara deret kursi membuyarkan fokusnya, ia melirik ke samping "lo ngapain?" Tanya Anya cukup keras.
Pak Togar menoleh "Lian, apa yang kamu lakukan?" Menatap bingung pada salah satu muridnya yang terlihat menyatukan mejanya dengan Anya.
"Saya akan mengawasi dia pak selagi bapak fokus menerangkan." Ujar Lian dengan tenang.
"Alah bisa aja lo modus nya!" Celetuk Pj membuat sorakan yang diarahkan pada Anya dan Lian.
"Alesan ngawasin, bilang aja mau deket ayang." Timpal Edd.
Satu kelas sontak tertawa apalagi Lou yang tertawa paling kencang dibandingkan yang lain, Yeye sendiri hanya mendengus geli.
Wajah Anya memerah malu ia melirik Lian dengan tajam "pindah lo! Jauh-jauh sana." Anya mendorong dan menendang kursi Lian agar menjauh.
"Ah elah si Anya malah sok-soan jual mahal, pepet aja terus jangan sampe kendor Lian!!" Teriak Lou dengan heboh.
Kelas itu kembali ricuh "sudah-sudah, semuanya diam!" Mereka kompak mengatupkan mulutnya, lalu Pak Togar kembali menghadap papan tulis "terserah kamu saja."
Anya melongo mendengar ucapan acuh Pak Togar lalu Lian tersenyum mengejek "udah sana kerjain, jangan bilang lo gak bisa?" Ucap Lian remeh.
"Sombong amat!"
Lian sejak tadi tak lelah untuk tidak menatap Anya yang tengah fokus pada soal ujiannya, ekspresi gadis itu saat kebingungan atau saat mencoba mengingat-ngingat rumus begitu menarik untuk dilihat. Lian menopang dagunya kini fokusnya dia arahkan pada Anya sepenuhnya, bulu mata yang lentik, mata yang bulat, pipi yang sedikit chubby, lalu helaian rambutnya yang menjuntai tak ikut terikat.
Gaya yang terlihat urakan untuk gadis sepertinya terlihat sangat cocok, lalu fokusnya semakin ke bawah tepatnya pada bibir Anya yang kini tengah mengerucut, Lian tersentak saat sesuatu yang seharusnya tidak dia bayangkan terlintas begitu saja.
Dengan tangan besarnya Lian mengusap wajahnya kasar, lantas kembali menatap Anya. Kelas mulai sedikit berisik karena Pak Togar menunjuk salah satu murid untuk maju ke depan mengerjakan soal yang ada di papan tulis, murid yang di tunjuk bukannya menjawab soal malah menggombal alhasil kelas menjadi bising.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Character's [END]
Romance[16+] Jihan tiba-tiba masuk ke dalam sebuah novel di mana ia menjadi tokoh antagonis yang akan berakhir menyedihkan. Ia tak punya pilihan lain selain merubah alurnya dan membuat isi dari novel itu kacau karenanya. Perannya pun berganti, Jihan bahk...