48

11.5K 1.4K 4
                                    

Nb: chapter kali ini sedikit panjang!

_

"Kakak jahat!!"

"Kenapa aku nggak boleh keluar, aku ingin main kak!"

"Aku benci kakak!!"

"Aku benci, jangan pernah deket-deket aku lagi!!"

"Aku marah sama kakak."

"AKU BENCI KAKAK!"

Lian dengan paksa terbangun dari tidurnya dengan keringat dingin membasahi tubuhnya, mimpi buruk itu datang lagi. Selalu, setiap malam, mimpi buruk yang selalu membuatnya terjaga.

Di liriknya pintu yang menghubungkan balkon demgan kamarnya samar-samar bisa dia dengar suara hujan turun sangat deras, badan Lian bergetar pelan kedua tangannya menutup telinganya.

"Paaah—"

"Pah!" Teriak Lian.

"PAPAH!"

Semakin kencang namun sepertinya tak di dengar "Paahh." Suaranya ikut bergetar kedua kakinya mulai menekuk, Lian ketakutan saat mendengar suara hujan.

"PAPAAHH!!"

Brak!

Pintu terbuka namun bukan Steve yang muncul melainkan seorang pria paruh baya "di mana papah?!" Tanya Lian dengan suara yang gemetar.

"Tuan muda, maaf Tuan saat ini tengah berada di luar kota. Saya baru di beritahu Tuan jika malam ini beliau tidak bisa pulang." Poland, pria yang menjabat sebagai kepala pelayan di rumah besar itu menunduk.

Lian melempar bantal "papah, Lian ingin papah!" Remaja tanggung itu mulai mengamuk, sekelebat ingatan mengerikan masuk membuat Lian berteriak tak terkendali. Poland yang sudah bekerja lebih dari 10 tahun pada keluarga Stevenson itu hanya bisa diam di pintu masuk tanpa melakukan apa-apa.

Dia tak bisa membuat tuan mudanya tenang, trauma yang di derita Lian akan semakin parah saat tak ada Steve yang akan menenangkannya.

Hingga suara dering telpon mengalihkan atensi Poland, ingin menjawab namun takut di sangka tak sopan. Poland mengabaikan, matanya terus mengawasi Lian yang masih berteriak, Poland takut jika Tuan mudanya bertindak menyakiti dirinya sendiri.

Lagi, ponsel Lian berdering dengan terpaksa Poland mengambil ponsel itu dan tertera nama 'My Pumpkin', kemudian Poland mengangkatnya.

Di sisi lain tepatnya di rumah kediaman Vienn, Anya tengah bergerak kesana-kemari di kamar salah satu kakak kembarnya, Dean.

"Lo kenapa sih dek?" Tanya Dean yang heran melihat kelakuan adiknya.

Anya menggigit jarinya cemas "Lian nggak angkat telpon Anya bang~!"

Dean menghela napas "udah tidur kali, lagian ngapain sih tengah malem nelpon dia. Tidur sana, besok sekolah!"

"Bang~ diem napa!"

Anya terus menelepon Lian, dia merasa sangat cemas di luar hujan begitu deras. Dan ketakutan Anya mengarah pada Lian, lelaki itu takut pada hujan!

"Ayo jawab dong, Lian gue mohon, jawab" gumam Anya hingga setelah berkali-kali menelpon, akhirnya panggilannya diangkat juga membuatnya memekik.

"Hallo? Lian, kamu nggak papa?" Anya begitu khawatir namun saat mendengar suara asing yang menjawab Anya diam terpaku "maaf, ini siapa?"

"Nona Anya?"

"Iya, saya sendiri."

Terdengar helaan napas lega dari seberang sana "maaf Nona, sebelumnya perkenalkan saya Poland kepala pelayan kediaman keluarga Stevenson."

Stupid Character's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang