20

25.6K 2.9K 33
                                    

Anya tampak kesusahan berjinjit dengan tangan mencoba meraih buku yang akan diambilnya. Berdecak pelan sambil mencoba bertumpu pada rak buku "dikit lagiii..." dengan susah payah akhirnya buku yang ingin dia ambil jatuh oleh telunjuknya namun-

Bruk!!

"Anjir!" Mengusap kepalanya yang baru saja terkena buku yang jatuh.

Anya menggerutu berjongkok guna mengambil buku yang susah-susah dia dapatkan. Matanya menelisik perpustakaan "sepi amat kek kuburan. Oh iya gue lupa ini kan tempat keramat, ck ck." Kepalanya menggeleng pelan.

Tak sengaja matanya melihat keberadaan sosok tak asing, terkikik geli melihat seseorang itu tengah tertidur dengan lelapnya tak lupa buku yang berada di depannya.

"Dia bener si tokoh antaginisnya kan?" Tanya Anya begitu pelan pada dirinya sendiri, menatap Lian penuh bimbang.

Setelah mengambil tempat tepat disamping Lian dengan hati-hati Anya ikut meletakkan kepalanya di atas meja, menatap wajah Lian yang tampak kelelahan. "Lian.. Lian.. Lian." Anya berceloteh begitu tenang.

"Lian, pasti sakit banget kan? Setelah kepergian nyokap lo, terus orang yang lo sayang, lo keren banget bisa bertahan sampai hari ini. Lo tau gak? Gue tuh pengen banget peluk lo terus bilang 'gak papa, lo gak sendiri ada gue. Lo bisa bersandar ke gue Lian' pasti keren banget kan kalo gue ngomong gitu ke lo? Hahahah" tak ingin mengganggu tidur Lian, Anya berhenti berceloteh.

Namun tangannya malah memainkan rambut Lian yang tampak sudah panjang. Hingga tiba-tiba Lian mencekal tangan Anya, sejak kapan cowok itu bangun?

Anya tentu cemas, semoga Lian tidak mendengar apa yang dia katakan barusan.

Lian masih menutup matanya namun cekalan tadi berubah menjadi pegangan yang lembut, lantas mencium tangan Anya dengan lembut "gue seneng kalo lo khawatir sama gue."

Kedua mata Anya melotot dia tegakan kepalanya dan menatap sinis Lian "jadi lo udah bangun?! Sejak kapan!"

"Sejak tadi."

"Iya sejak tadi itu kapan?"

Mata itu terbuka "sejak lo duduk di kursi."

"Sialan!" Desis Anya, Lian yang mendengar terkekeh kecil dan kembali mencium tangan Anya.

"Woi ngapain lo nyium tangan gue?!" Lekas menarik tangannya "lo udah gila ya?"

"Jangan berisik ini perpustakaan" peringat Lian.

"Tau kok ini perpustakaan kenapa emangnya-"

"KALIAN BERDUA YANG DI SANA INI PERPUSTAKAAN BUKAN TEMPAT UNTUK PACARAN!"

Anya membeku di tempat "waduh, panjang umur."

Melihat penjaga perpustakaan datang Anya meneguk ludahnya kasar.

"DASAR ANAK ABG KALO MAU PACARAN JANGAN DI SINI!"

Panik melandanya saat melihat penjaga ibu perpustakaan mendekat tanpa pikir panjang Anya menarik tangan Lian untuk segera pergi dari perpustakaan namun sebelumnya, ada aksi kejar-kejaran antara penjaga perpus dan Anya tentunya dengan Lian sebab sedari tadi dia terus memegang tangan Lian.

Keduanya berhasil keluar, Anya menghirup oksigen dengan cepat "hhhah.. capek gue.. capek~!"

Matanya melirik penjaga perpus yang ternyata sedang berdiri di depan pintu perpustakaan "dasar bocah prik!" Ucapnya dan masuk kembali ke dalam.

"Waahh dia ngatain kita bocah prik!" Anya menggeleng tak percaya.

Lian? Dia terkekeh senang entah kenapa perasaannya yang dongkol membaik seketika. "Haus gak?"

Stupid Character's [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang